POSKOTA.CO.ID - Tifauzia Tyassuma atau dikenal publik dr Tifa memberikan kepastian sikapnya usai diperiksa oleh Polda Metro Jaya.
Tifa bersama dengan Roy Suryo serta Rismon Sianipar diperiksa pihak berwajib atas kasus tudingan ijazah palsu mantan Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi), juga ditetapkan sebagai tersangka.
Pernyataan sikap itu diunggah melalui akun X pribadinya @DokterTifa, ia menuturkan bahwa rakyat harus berani bersatu ketika muncul dugaan kekuasaan masa lalu digunakan secara tidak semestinya.
“Dalam isu dugaan pembohongan ijazah, rakyat berhak menuntut kejelasan sebagai bagian dari kewajiban moral menjaga integritas negara,” ucap Tifa dikutip pada Jumat, 14 November 2025.
Menurutnya, bangsa Indonesia bisa diperbaiki bila ada keberanian di atas rata-rata. Bukan hanya soal kekuatan fisik, tetapi keberanian melawan manipulasi.
“Perjuangan ini mengingatkan saya pada semangat Perang Diponegoro, perlawanan moral terhadap ketidakadilan yang merusak martabat rakyat.”
“Dalam Isu dugaan ijazah palsu, keberanian untuk bertanya, meneliti, dan mengungkap menjadi kunci agar standar etika dan moral kepemimpinan tetap terjaga,” ucapnya.
Tuntut Pembuktian secara Terbuka
Tifa juga mengungkapkan untuk membuktikan dugaan pemalsuan ijazah ini secara terbuka dan ilmiah agar tidak menjadi luka sejarah serta beban moral yang diwariskan pada generasi mendatang.
Baca Juga: Ditetapkan Tersangka Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Dokter Tifa Ucap Tak Gentar Tekanan Politik
Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka bayarannya akan sangat mahal di masa depan.
“Jika dugaan pemalsuan ijazah ini tidak diselesaikan secara terbuka dan ilmiah maka akan menjadi luka sejarah dan beban moral yang diwariskan pada generasi mendatang. Bangsa yang membiarkan ketidakjujuran menjadi preseden akan membayar mahal di masa depan,” tuturnya.
Ia juga percaya bahwa pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Prabowo memiliki kesempatan besar untuk menuntaskan persoalan-persoalan yang tertinggal.
“Keyakinan saya, Presiden Prabowo tidak akan membiarkan masalah penting tetap menggantung, termasuk isu yang menyangkut integritas publik,” ujarnya.