Siapa Rahmah El Yunusiyah? Tokoh Sumatera Barat yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional oleh Prabowo Subianto

Senin 10 Nov 2025, 15:55 WIB
Potret Rahmah El Yunusiah yang baru diberi gelar Pahlawan Nasional. (Sumber: Wikipedia)

Potret Rahmah El Yunusiah yang baru diberi gelar Pahlawan Nasional. (Sumber: Wikipedia)

Di sisi pendidikan, ia sempat belajar di sekolah diniyah yang dipimpin oleh kakaknya, Zainuddin Labay El Yunusy. Merasa tak puas dengan sistem pendidikan yang mencampuradukan pelajar putra dan putri dalam satu kelas.

Akhirnya ia secara inisiatif menemui beberapa ulama di Minangkabau untuk mendalami agama. Hal yang tidak lazim bagi perempuan di awal abad ke-20.

Ia pun belajar ilmu-ilmu praktis yang nantinya diajarkan kepada murid-muridnya. Rahmah mendapat dukungan dari sang kakak untuk merintis Diniyah Putri dan tercatat pada 1 November 1923 sebagai sekolah Agama Islam khusus perempuan pertama di Indonesia.

Baca Juga: Soeharto Raih Gelar Pahlawan Nasional, Ini Jasanya

Masa Penjajahan Jepang

Sewaktu Jepang menduduki Sumatera Barat, Rahmah menjadi pemimpin Haha No Kai di wilayah Padang Panjang untuk membantu perwira Giyugun.

Ia pun mengerahkan muridnya untuk melawan penjajah sesuai kesanggupannya pada masa perang kemerdekaan, seperti menyediakan makanan dan obat-obatan. Pada 7 Januari 1949, Rahmah ditangkap oleh Belanda dan menjadi tahanan.

Indonesia Merdeka

Setelah Indonesia merdeka, Rahmah turut serta dalam pemilu 1955. Ia terpilih sebagai anggota DPR mewakili Masyumi dan membawa aspirasi tentang pendidikan dan pelajaran Islam.

Pada 15 Agustus 1955, Imam Besar Al-Azhar Abdurrahman Taj berkunjung ke Indonesia dan melihat perkembangan pendidikan Islam Indonesia, termasuk Diniyah Putri.

Baca Juga: Najib Atamimi Serukan Pemerintah Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional, Sudah Saatnya Menghargai Jasa Besarnya kepada Bangsa

Abdurrahman Taj pun mengungkapkan kekagumannya terhadap sistem pendidikan tersebut, pasalnya Al-Azhar belum memiliki bagian khusus perempuan.

Kemudian pada Juni 1957, Rahmah pun berangkat ke Timur Tengah usai menunaikan ibadah haji dan mengunjungi mesir dan melakukan kunjungan balasan ke Universitas Al-Azhar. Bahkan dalam kunjungan tersebut, ia mendapat gelar kehormatan “Syekhah” atau gelar untuk syekh perempuan.

Sekembalinya dari kunjungan Timur Tengah itu, Rahmah turut serta  bergerilya mendukung Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Alasan ia bergabung karena merasa Presiden Soekarno telah terbawa arus kuat PKI.


Berita Terkait


News Update