SENEN, POSKOTA.CO.ID – Kawasan toko buku Kwitang di Senen, Jakarta Pusat, kini kian sepi. Para pedagang mengakui penjualan menurun drastis imbas perkembangan teknologi.
Irwan, 50 tahun, pedagang yang sudah puluhan tahun berjualan buku di Kwitang, kini lebih banyak menunggu pembeli lewat penjualan online.
“Hari ini baru laku satu, itu bukunya udah saya packing, laku di online,” kata Irwan, Jumat, 7 November 2025.
Ia menyebut penurunan penjualan buku di toko mencapai lebih dari setengah. “Sekarang yang jelas penjualan menurun, beda sama dulu kalau dulu ramai. Penjualan menurun sampai 50 persen mah lebih,” ungkapnya.
Baca Juga: Misteri Dua Kerangka Manusia di Gedung ACC Kwitang Terungkap
Untuk bertahan, Irwan mengandalkan penjualan lewat marketplace. “Secara umum kalau online sehari laku 2 buku. Kalau offline bisa kehitung, dalam seminggu paling laku 4 sampai 5 buku,” katanya.
Buku novel paling diminati secara online, sementara penjualan buku pelajaran baru ramai saat tahun ajaran baru. “Kalau offline itu ramai kalau ada tahun ajaran baru, nah baru ramai. Kalau hari biasa ya seperti ini,” ujarnya sambil menunjukkan kios yang sepi.
Irwan menjual buku baru dan bekas. Untuk buku bekas, ia memberikan informasi kondisi secara detail kepada pembeli. “Malah kadang sama pembelinya disuruh fotoin isinya, saya fotoin. Jadi karena memang buku bekas, paling asa goresan, gitu aja sih,” tuturnya.
Hal serupa disampaikan pedagang lain, Jay, 55 tahun. Ia mengatakan pelanggan kini mudah mencari referensi lewat internet. “Kami pakai online juga, offline juga. Nah tapi pasti (penjualan) berkurang,” tuturnya.
“Kalau sekarang sudah ada internet, sekarang cuma dari HP udah bisa dapat (informasi atau buku yang mau dipesan),” ungkapnya.
Baca Juga: 8 Nama Tersangka Kasus Hoaks Ijazah Palsu Jokowi
Meski begitu, ia menyebut pembeli tetap ada setiap hari meski tidak banyak. “Ya satu buku mah laku kalau di toko langsung kayak gini. Online memang lebih meningkat,” ucap Jay.
Sebagian pengunjung tetap datang untuk melihat kondisi buku sebelum membeli, seperti Dika, 23 tahun.
“Kalau di online takutnya gimana gitu, jadi kalau saya beli buku mending langsung ke toko langsung kayak gini,” ujarnya.
“Kalau di toko langsung kayak gini kan kita bisa lihat langsung kondisi fisiknya, bisa lihat juga buku original atau bukan nih,” tambahnya.
