Menjembatani basis progresif dengan realitas birokrasi: Sebagai tokoh muda dan progresif, ia harus bekerja dengan sistem pemerintahan kota yang kompleks dan dengan pemangku kepentingan yang sangat mapan.
Mengatasi sentimen negatif: Sentimen Islamofobia, kritik terhadap imigran, serta serangan dari arus konservatif tetap potensial menjadi hambatan.
Zohran Mamdani bukan hanya sebuah nama baru dalam politik New York — ia adalah simbol bahwa perubahan besar dalam sistem politik yang tampak mapan bisa terjadi.
Dari imigran kecil, hingga menjadi figur yang merepresentasikan keragaman, aspirasi kelas pekerja dan generasi baru — kisahnya membuka pintu bagi harapan bahwa “kota ini milik kita semua” bukan sekadar slogan, tapi bisa menjadi kenyataan.
Kita menanti bersama bagaimana ia akan menjalankan janji-kampanyenya dan membuktikan bahwa kemenangan itu bukan sekadar penanda simbolik, melainkan awal dari era baru yang lebih inklusif, adil dan nyata bagi seluruh warga kota.
