“Bantuan sosial seharusnya menggerakkan ekonomi rakyat. Ketika seseorang mendapatkan bantuan, dia bisa berbelanja, meningkatkan daya beli, dan menggerakkan ekonomi secara gotong royong. Tapi kalau digunakan untuk berjudi, itu bentuk egoisme,” tuturnya.
Tri juga mengatakan, tidak ada penjudi yang menjadi sejahtera, sebab perilaku tersebut hanya membawa kesenangan sesaat.
“Saya katakan, tidak ada penjudi yang menjadi sejahtera atau kaya raya. Mereka hanya mengejar kesenangan sesaat dan melupakan kepentingan keluarganya,” tuturnya.
Meski mendukung langkah penonaktifan PKH oleh Kemensos, ia menyebutkan, kebijakan tersebut tetap mempertimbangkan unsur kemanusiaan.
“Secara prinsip, saya setuju. Tapi tentu ada unsur kemanusiaan yang juga harus dipertimbangkan. Kalau misalnya keluarga yang bersangkutan tidak lagi mendapat fasilitas kesehatan, itu akan menjadi beban bukan hanya bagi dirinya, tapi juga bagi negara,” tuturnya. (cr-3)
