Ia pernah menjelaskan bahwa pada 2001, Danareksa mencatat kerugian sekitar Rp495 miliar, sebagian besar karena pencadangan atas aktiva tak produktif.
Dikenal sebagai sosok yang terbuka dan berintegritas, Harry selalu menekankan pentingnya transparansi dalam mengelola keuangan perusahaan negara.
Ia juga aktif mendorong restrukturisasi menyeluruh agar Danareksa dapat kembali berperan sebagai pemain utama di pasar modal Indonesia.
Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di Jalan Bukit Hijau 9 Nomor 6, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Ucapan belasungkawa dan doa mengalir dari rekan-rekan sesama profesional, keluarga besar Alumni Pangudi Luhur, serta para kolega di dunia keuangan nasional atas berpulangnya sosok yang dikenal rendah hati dan berdedikasi tinggi itu.
