Skema Berlangganan Baterai VinFast Buka Akses Lebih Luas ke Kendaraan Listrik

Minggu 26 Okt 2025, 15:59 WIB
Kendaraan buatan VinFast. (Sumber: Dok. VinFast)

Kendaraan buatan VinFast. (Sumber: Dok. VinFast)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Produsen otomotif asal Vietnam, VinFast membuka akses luas dengan skema berlangganan baterai kendaraan elektrik.

Langkah ini dinilai mampu menjawab kekhawatiran utama masyarakat terhadap kendaraan listrik, yaitu harga beli yang tinggi dan biaya penggantian baterai yang mahal.

Melalui sistem berlangganan, konsumen tidak perlu membeli baterai sebagai bagian dari kendaraan. Sebaliknya, mereka membayar biaya langganan bulanan dengan jaminan perawatan dan penggantian bila terjadi penurunan kapasitas atau kerusakan.

"Banyak konsumen yang khawatir terhadap umur baterai dan biaya penggantiannya. Kami melihat ada kebutuhan akan model pembayaran yang fleksibel yang mampu mengurangi risiko finansial jangka panjang. Kami langsung menjawab kekhawatiran ini dengan memisahkan biaya baterai dari harga kendaraan, yang tujuannya menurunkan entry barrier dan memberikan peace of mind bagi konsumen," kata CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto dalam keterangan resminya.

Baca Juga: Incaran Kolektor, Motor Legendaris Ducati 750 SS 1974 Terjual Rp2,29 Miliar

Saat ini, salah sebuah hambatan terbesar dalam adopsi kendaraan listrik adalah persepsi kendaraan listrik adalah produk mewah yang sulit dijangkau.

Dengan skema berlangganan baterai, harga awal kendaraan bisa ditekan secara signifikan. Konsumen dapat membeli mobil listrik dengan harga mendekati kendaraan bermesin bensin konvensional, karena komponen termahal yakni baterai tidak termasuk dalam harga jual.

Pendekatan ini memberikan peluang bagi masyarakat yang sebelumnya merasa EV terlalu mahal untuk mulai beralih. Secara psikologis, model langganan juga lebih mudah diterima, terutama di tengah tren ekonomi berbasis layanan (subscription-based economy) yang kini kian populer di berbagai sektor seperti musik, hiburan, hingga perangkat lunak.

Selain harga, kekhawatiran lain dari calon pengguna EV adalah ketahanan baterai yang dianggap mudah rusak dan mahal untuk diganti. Melalui sistem berlangganan, tanggung jawab terhadap kondisi dan performa baterai berada di tangan penyedia layanan.

Baca Juga: Cara Tepat Bersihkan Plafon Mobil, Dijamin Aman dan Hasil Maksimal

Jika terjadi penurunan kapasitas di bawah batas tertentu, penyedia seperti VinFast akan mengganti baterai tanpa biaya tambahan. Skema ini menumbuhkan rasa aman dan kepercayaan masyarakat bahwa menggunakan kendaraan listrik tidaklah rumit.

Skema berlangganan baterai juga membuka peluang terciptanya ekosistem ekonomi baru di sektor transportasi berkelanjutan. Perusahaan penyedia layanan dapat mengelola daur ulang baterai dengan lebih efisien karena kepemilikan tetap berada di pihak mereka.

Selain itu, sistem ini membantu mempercepat penetrasi kendaraan listrik di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, dengan menekan hambatan finansial dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap teknologi baru.

"Skema berlangganan baterai kami bukan hanya semata-mata strategi harga. Fokus kami bukan memberikan diskon atau potongan harga, melainkan memberikan solusi agar akses kepemilikan EV bisa dijangkau oleh segmen pasar yang lebih luas. Dengan memisahkan biaya baterai, harga beli kendaraan turun cukup signifikan," ucapnya.

Meski menjanjikan, skema berlangganan baterai tetap memiliki tantangan. Diperlukan infrastruktur pendukung seperti jaringan stasiun penukaran baterai, pusat layanan, serta sistem regulasi yang jelas terkait kepemilikan dan pengelolaan limbah baterai.

Namun, jika diterapkan secara konsisten dan disertai edukasi publik, model ini berpotensi mengubah wajah mobilitas di masa depan. Masyarakat tidak lagi melihat kendaraan listrik sebagai barang mahal dan rumit, melainkan sebagai solusi transportasi yang praktis, efisien, dan berkelanjutan.


Berita Terkait


News Update