Kata Soeprapto, pelakunya bisa laki-laki terhadap perempuan, laki-laki terhadap laki-laki, perempuan terhadap laki-laki, maupun perempuan terhadap perempuan.
Namun, yang tertinggi memang kekerasan yang dialami perempuan. Dia menegaskan pentingnya sinergi antara lembaga media, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun budaya anti-kekerasan.
“Media harus menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar ruang tontonan. Dengan pemberdayaan masyarakat yang berkesinambungan, kita bisa meminimalkan bahkan menghapuskan kekerasan dalam rumah tangga,” ucap Soeprapto.
