Qudwah Indonesia Terus Salurkan Bantuan ke Palestina lewat Kolaborasi Lintas Lembaga

Rabu 22 Okt 2025, 19:33 WIB
Presiden Direktur Qudwah Indonesia, Lukman Hakim. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Presiden Direktur Qudwah Indonesia, Lukman Hakim. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

BEKASI SELATAN, POSKOTA.CO.ID - Lembaga kemanusiaan, Qudwah Indonesia, menggelar kegiatan Collaboration Summit 2.0 bertajuk 'Collaborative Strengthening: Accelerate Institutions, Expanding Impact for Humanity and the Ummah' di Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, pada Rabu, 22 Oktober 2025.

Acara tersebut menjadi ajang strategis dalam memperkuat kolaborasi lintas lembaga serta mempercepat dampak nyata gerakan kemanusiaan di tingkat nasional maupun global.

Melalui kegiatan ini, Qudwah Indonesia menegaskan komitmennya untuk membangun ekosistem kolaboratif antara berbagai pihak yang memiliki visi serupa dalam mendorong kesejahteraan umat dan pembangunan sosial.

Presiden Direktur Qudwah Indonesia, Lukman Hakim, mengatakan lembaganya telah menyalurkan bantuan ke Palestina selama dua tahun terakhir, mencakup obat-obatan, air bersih, hingga bahan pangan.

Baca Juga: Baznas RI Siap Kirimkan 80 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina lewat Jalur Udara

“Alhamdulillah, dua tahun terakhir kami sudah dua sampai tiga kali menyalurkan bantuan ke Palestina dalam berbagai bentuk. Mulai dari makanan, obat-obatan, air bersih, suplemen, popok bayi, hingga pembalut wanita. Karena perempuan juga sangat rentan dalam situasi genosida yang terjadi,” ujar Lukman saat ditemui di Bekasi Selatan, Rabu.

Meski begitu, Lukman mengungkapkan bahwa penyaluran bantuan masih mengalami kendala karena blokade di wilayah tersebut, meski gencatan senjata telah diumumkan.

“Akses bantuan ke sana masih sangat sulit. Hanya beberapa kontainer yang bisa masuk. Sebagian besar bantuan kami beli langsung dari pedagang lokal di sana, meski harganya luar biasa mahal,” tuturnya.

Menurut Lukman, bantuan yang disalurkan melalui jaringan kemanusiaan di Yordania memang tidak signifikan dari segi jumlah, namun sangat berarti bagi warga Palestina yang kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok.

“Kami sadar, bantuan yang masuk mungkin kecil, tapi minimal bisa memperpanjang hidup mereka. Bukan untuk kenyang, tapi cukup makan satu atau dua kali sehari pun sudah berarti besar bagi mereka,” imbuhnya.

Lukman mengatakan, Qudwah Indonesia terus menjalin komunikasi dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), untuk memperkuat upaya kemanusiaan.

“Kami terus mendorong pemerintah untuk mengambil peran diplomatik. Kami sebagai lembaga kemanusiaan hanya bisa melakukan aksi di lapangan, tidak bisa melangkah di luar kapasitas kami,” jelasnya.

Sementara itu, Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, menyoroti masih adanya hambatan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza meski telah ada kesepakatan gencatan senjata pasca KTT PBB di New York.

Baca Juga: Lokasi Pulau Galang yang Dijadikan Tempat Pengobatan Warga Gaza Palestina

“Masalah utamanya adalah mekanisme kontrol penghentian perang yang belum diputuskan. Saat terjadi kekosongan pengawasan, justru muncul serangan baru. Bahkan hingga hari ini masih tercatat puluhan korban di Gaza dan Tepi Barat,” ungkap Sudarnoto.

Ia menegaskan, selama pasukan Israel masih berada di kawasan Palestina, penyaluran bantuan kemanusiaan akan sulit dilakukan.

“Mestinya pasukan itu mundur secara bertahap dengan pengawasan PBB. Tapi mekanisme itu belum dijalankan sepenuhnya, sehingga antrian bantuan tetap panjang dan prosesnya lambat,” jelasnya.

Sudarnoto menjelaskan, bahwa PBB pun telah membuka peluang pengiriman pasukan penjaga perdamaian, termasuk dari Indonesia, namun pelaksanaannya masih menunggu keputusan final di tingkat internasional.

“Langkah itu penting agar bantuan kemanusiaan bisa tersalurkan dengan aman. Tentara PBB harus segera turun ke lapangan, bukan hanya dibahas di meja diplomasi,” jelasnya. (cr-3)


Berita Terkait


News Update