Ilustrasi pasien ISPA. (Sumber: Poskota/Bilal Nugraha Ginanjar)

JAKARTA RAYA

Dinkes Catat ISPA di Jakarta Capai 1,9 Juta Kasus

Jumat 17 Okt 2025, 22:51 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta mencatatkan jumlah orang terjangkit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) mencapai 1,9 juta kasus.

Staf Khusus (Stafsus) Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim menyebutkan, jumlahnya bertambah sejak teridentifikasi pada Juli 2025.

"Berdasarkan data Dinkes Jakarta, total kasus ISPA dari Januari hingga Oktober 2025 mencapai 1.966.308 kasus, dengan peningkatan signifikan sejak Juli 2025," kata Chico kepada Poskota, Jumat, 17 Oktober 2025.

Chico mengatakan, gejala yang ditimbulkan seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas mirip Covid-19.

Baca Juga: Kasus ISPA Bertambah, DPRD Jakarta Minta Dinkes Transparan

"Ini termasuk gejala seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas yang mirip COVID-19, tetapi mayoritas adalah ISPA musiman," ujar dia.

Ia menyebutkan, lonjakan kasus ini sejalan dengan tren nasional. Tidak hanya di Jakarta, peningkatan jumlah kasus ISPA bertambah di beberapa wilayah.

"Di mana kasus serupa juga meningkat di wilayah lain akibat peralihan musim," tuturnya.

Menurutnya, peningkatan utama disebabkan kombinasi polusi udara tinggi atau musim panas.

Baca Juga: Kasus ISPA di Jakbar Terpantau Bertambah

"Cuaca ekstrem seperti kemarau basah, suhu panas mencapai 35-36,7 derajat Celsius, dan peralihan musim pancaroba yang memicu penurunan daya tahan tubuh," tuturnya.

"Faktor lain termasuk minimnya tutupan awan, radiasi matahari maksimum pada awal Oktober, dan fenomena vortex atmosfer yang memperburuk kelembaban serta sirkulasi virus pernapasan," ucapnya menambahkan.

Ia menyebutkan, peningkatan tersebut bukan fenomena baru, tetapi pola musiman yang diperburuk lingkungan urban polutif.

"Tidak ada satu wilayah yang dominan secara ekstrem, tapi area dengan AQI buruk seperti pusat kota lebih rentan," katanya.

Saat ini, Dinkes Jakarta telah menerapkan langkah komprehensif, termasuk monitoring harian melalui SKDR dan monev (monitoring dan evaluasi) kasus ISPA seperti erat Pandemi Covid-19.

"Fasilitas kesehatan seperti puskesmas tingkat kecamatan beroperasi 24 jam, didukung ambulans siaga, dan sistem rujukan ke RSUD untuk kasus berat," kata dia.

Baca Juga: Kasus ISPA di Puskemas Kembangan Jakbar Bertambah 13,7 Persen

Selain itu, Dinkes Jakarta melakukan pencegahan mencakup skrining dini, edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), koordinasi dengan Kemenkes untuk vaksinasi dan surveilans, serta persiapan menghadapi cuaca ekstrem seperti hujan deras atau panas berlebih.

"Jika gejala muncul, segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan cepat dan isolasi jika diperlukan," kata dia.

Sementara itu, masyarakat diimbau untuk waspada dan menerapkan pencegahan sederhana.

"Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, konsumsi makanan bergizi seimbang, istirahat cukup, olahraga rutin, gunakan masker (seperti N95/KF94) saat di luar ruangan atau area polusi tinggi, hindari kerumunan jika sakit, terapkan etika batuk/bersin, dan jaga imunitas tubuh terutama selama pancaroba," ujar dia.

Baca Juga: Dinkes Jakarta Sebut Musim Pancaroba Rentan Timbulkan DBD hingga ISPA

Selain itu, Chico meminta warga untuk menghindari olahraga pagi di jalan raya saat polusi tinggi (pukul 06.00–09.00), dan segera konsultasi ke puskesmas jika batuk atau pilek yang tak kunjung sembuh.

"Ini langkah efektif untuk mencegah penularan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia," tuturnya. (cr-4)

Tags:
Dinkes JakartaCovid-19ISPA

Tim Poskota

Reporter

Febrian Hafizh Muchtamar

Editor