Baca Juga: Pilihan HP 1 Jutaan Terbaik di Tahun 2025, Cocok untuk Pelajar dan Mahasiswa
Revolusi Visual: Chip Q3 dan Ray Tracing yang Efisien
Inilah fitur pembeda utama iQOO 15. Perusahaan tidak hanya mengandalkan kekuatan Snapdragon, tetapi juga menyematkan chip Q3 eksklusif.
Chip ini dirancang khusus untuk mengatasi dua masalah klasik smartphone: efisiensi daya dan keterbatasan kinerja GPU pada System-on-Chip (SoC) konvensional.
iQOO mengklaim chip Q3 membawa "terobosan ganda" dalam manajemen daya dan kualitas visual. Keunggulan paling revolusionernya terletak pada performa ray tracing seluler.
Teknologi yang biasanya mensimulasikan pencahayaan dan pantulan realistis ini dikenal sangat haus daya, seringkali mengonsumsi ratusan miliampere per frame.
Namun, iQOO mengklaim chip Q3 berhasil memangkas konsumsi daya ray tracing secara drastis, menjadi hanya 3 miliampere per frame.
Penurunan yang signifikan ini membuat ray tracing real-time dalam game mobile menjadi jauh lebih praktis dan efisien, tanpa harus mengorbankan daya tahan baterai.
Baca Juga: Apple Buka Pre Order iPhone 17 Pro Max, Ini Link dan Cara PO di iBox dan Digimap
Arsitektur Hybrid untuk Kinerja yang Lebih Stabil
Untuk memastikan kinerja yang stabil dan konsisten, iQOO mengadopsi pendekatan yang inovatif. Manajer produk iQOO menjelaskan bahwa chip Q3 tidak bekerja sendirian.
Ia dipasangkan dalam sebuah arsitektur yang disebut SoC Hibrid Q3+. Arsitektur ini memungkinkan chip Q3 untuk tidak hanya mengandalkan GPU standar dari Snapdragon, tetapi juga berkolaborasi dengannya, menangani tugas-tugas berat seperti ray tracing secara lebih efisien sehingga mengurangi beban pada SoC utama.
Dengan kombinasi Snapdragon 8 Elite Gen 5, layar 144Hz, baterai 7.000 mAh, dan yang terpenting, chip Q3 dengan kemampuan ray tracing revolusioner, iQOO 15 tidak sekadar menjadi penerus, tetapi sebuah lompatan besar.
Peluncurannya pada 20 Oktober nanti akan menjadi ujian nyata apakah janji-janji revolusioner ini dapat mengubah lanskap smartphone gaming secara permanen.