Presiden Prabowo Panggil Ketua BGN Bahas Kasus Keracunan MBG, Ini Data Terbarunya September 2025

Minggu 28 Sep 2025, 13:46 WIB
Presiden Prabowo Subianto panggil kepala BGN bahas kasus keracunan MBG. (Sumber: ksp.go.id)

Presiden Prabowo Subianto panggil kepala BGN bahas kasus keracunan MBG. (Sumber: ksp.go.id)

"Kalau sebagian dari kita bisa makan cukup, mereka masih ada yang hanya makan sederhana. Inilah yang harus kita atasi," katanya.

Meski menghadapi hambatan, Prabowo memastikan pemerintah tidak akan menghentikan program MBG.

Ia menegaskan akan mencari solusi agar program berjalan sesuai dengan rencana.

"Untuk memberi makan jutaan anak memang pasti ada rintangan. Namun pemerintah akan terus mengatasinya," ujarnya.

Baca Juga: KAI Umumkan Daftar 67 Kereta dengan Tiket Rp80 Ribu, Begini Cara Dapatkannya

Program MBG merupakan salah satu prioritas pemerintahan Prabowo yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas gizi anak bangsa.

Dengan adanya perhatian khusus terhadap kasus keracunan ini, pemerintah berupaya memastikan agar ke depan distribusi dan kualitas makanan dalam program tersebut lebih terjamin.

Data Kasus Keracunan MBG Terbaru

Badan Gizi Nasional (BGN) merilis data terbaru mengenai kasus keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hingga 25 September 2025, tercatat 5.914 orang menjadi korban di seluruh Indonesia.

Data BGN dibagi dalam tiga wilayah besar. Wilayah I (Sumatra) melaporkan 1.307 korban dengan 9 kasus. Wilayah II (Jawa) mencatat jumlah paling tinggi dengan 3.610 korban dari 41 kasus.

Sementara itu, Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia Timur) mencatat 997 korban dari 20 kasus.

Daerah dengan Kasus Terbesar

Lima lokasi dengan jumlah korban terbanyak tercatat sebagai berikut:

  • Kota Bandar Lampung: 503 korban
  • Kabupaten Lebong, Bengkulu: 467 korban
  • Kabupaten Bandung Barat: 411 korban
  • Kabupaten Banggai Kepulauan: 339 korban
  • Kabupaten Kulon Progo: 305 korban

Angka tersebut menunjukkan penyebaran kasus tidak hanya terjadi di wilayah padat penduduk, tetapi juga di sejumlah daerah kabupaten.

Lonjakan Kasus pada Agustus dan September


Berita Terkait


News Update