Saham Susah Cuan? Ini Strategi Jitu untuk Hadapi Pasar yang Berubah

Kamis 25 Sep 2025, 16:40 WIB
Strategi jitu hadapi pasar saham (Sumber: Pinterest)

Strategi jitu hadapi pasar saham (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Di masa lalu, berinvestasi saham sering dianggap sebagai cara yang relatif mudah untuk meraup keuntungan. Banyak investor, termasuk pemula, kerap menikmati keuntungan signifikan dalam waktu singkat.

Namun, belakangan ini, suasana berubah.

Tak sedikit yang merasakan bahwa mencetak cuan dari saham menjadi lebih sulit dibandingkan sebelumnya. Lantas, apa yang membedakan kedua periode ini?

Faktor Pendukung "Boom" Saham Masa Lalu (2020-2021)

Beberapa tahun silam, khususnya pada periode 2020-2021, pasar saham Indonesia sedang dalam fase euforia. Hal ini didorong oleh beberapa faktor kunci:

Baca Juga: 5 Langkah Investasi Reksadana Online Modal Receh, Berpotensi Untung Optimal

  1. Ledakan Investor Baru: Pandemi justru memicu minat besar masyarakat menjadi investor ritel.
  2. Harga Awal yang Murah: Harga saham banyak terjun bebas di awal pandemi, menciptakan peluang buy the dip.
  3. Likuiditas Melimpah: Kebijakan suku bunga rendah oleh bank sentral dunia membuat uang mengalir deras ke pasar saham, termasuk Indonesia.
  4. Arus Modal Asing: Minat investor asing terhadap pasar emerging market seperti Indonesia juga tinggi.

Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan kondisi di mana harga saham dengan mudah terdongkrak naik, membuat strategi investasi sederhana pun seringkali berhasil.

Mengapa Kondisi Kini (2023-2025) Lebih Menantang?

Memasuki tahun-tahun terkini, lanskap pasar saham berubah drastis. Beberapa hal yang membuat cuan lebih sulit diraih antara lain:

  • Perubahan Kebijakan Suku Bunga Global: Kenaikan suku bunga oleh The Fed dan bank sentral lain menarik dana keluar dari pasar saham negara berkembang.
  • Valuasi Saham yang Sudah Tinggi: Harga banyak saham bagus sudah tidak semurah dulu, sehingga peluang kenaikan besar (upside) terbatas.
  • Ketidakpastian Global: Berbagai isu seperti konflik geopolitik, inflasi, dan perlambatan ekonomi China menciptakan sentimen negatif dan volatilitas tinggi.
  • Kompetisi yang Berubah: Investor ritel kini lebih banyak dan lebih hati-hati, sementara investor asing dan institusional lebih dominan dalam menggerakkan pasar.

Dengan kondisi ini, strategi "asal beli" saham yang dulu bisa untung sudah tidak lagi efektif.

Langkah Strategis untuk Investor di Era Baru

Meski tantangan bertambah, peluang keuntungan di pasar saham tetaplah ada asalkan diiringi dengan pendekatan yang lebih cerdas:

  1. Analisis Fundamental yang Kuat: Fokus pada perusahaan dengan fundamental sehat dan prospek bisnis jangka panjang yang jelas.
  2. Pemanfaatan Analisis Teknikal: Gunakan alat ini untuk membantu menentukan momen masuk dan keluar pasar yang lebih tepat.
  3. Diversifikasi Portofolio: Sebarkan risiko investasi ke berbagai sektor atau jenis instrumen untuk mengurangi dampak gejolak di satu area.
  4. Mindset Jangka Panjang: Beralih dari mentalitas mencari untung cepat (trading) ke filosofi membangun kekuatan finansial secara bertahap melalui investasi.

Perbedaan antara "dulu" dan "sekarang" terletak pada kondisi makroekonomi yang sangat berlawanan.

Jika dulu pasar didorong oleh euforia dan likuiditas murah, kini pasar dihadapkan pada normalisasi suku bunga dan ketidakpastian global.

Kesuksesan investasi saham kini lebih bergantung pada kedalaman analisis, kesabaran, dan disiplin dalam menjalankan strategi.

Pada hakikatnya, saham adalah instrumen untuk membangun kekayaan jangka panjang, bukan sekadar ajang spekulasi cepat.


Berita Terkait


News Update