Aktivitas pedagang dan pembeli di Pasar Palmerah, Jakpus, pada Kamis, 25 September 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Pandi Ramedhan)

JAKARTA RAYA

Pedagang Sambut Baik Revitalisasi Pasar Konsep Mixed-Use asal Retribusi tidak Naik

Kamis 25 Sep 2025, 19:46 WIB

TANAH ABANG, POSKOTA.CO.ID - Pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, menyambut baik rencana Pemprov Jakarta merevitalisasi pasar-pasar dengan konsep mixed-use.

Konsep mixed-use yang dimaksud yakni pasar yang juga terdapat hunian seperti di Pasar Rumput.

Adi, pedagang pakaian di Pasar Palmerah mengatakan, revitalisasi pasar sangat penting dilakukan demi kenyamanan pengunjung, termasuk juga pedagang.

"Saya setuju aja kalau emang tetap pasar tradisional. Jadi minimal pangsa pasarnya adalah yang tinggal di atas, mereka belanja di bawah," kata Adi kepada wartawan saat ditemui di Pasar Palmerah, Kamis, 25 September 2025.

Ia pun berharap dengan adanya revitalisasi pasar ini, diharapkan pasar tradisional bakal kembali menggeliat.

Baca Juga: Perumda Pasar Jaya Kebut Revitalisasi Pasar di Jakarta, Perbaikan Fisik hingga Tata Kelola

Sekarang ini, pria yang berjualan pakaian di Pasar Palmerah itu, mengaku kondisi pasar sedang sepi. Sepinya pasar dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun.

"Kalau pedagangnya ini sebagian masih bertahan yang bertahan ini pedagang lama yang udah puluhan tahun. Jadi masih bisa bertahan sedikit, ada juga yang dipaksa bertahan," tutur dia.

"Intinya kami memang perlu tindakan dari pemerintah untuk mendobrak lagi gimana caranya orang kembali ke pasar offline, terutama pasar tradisional," tambah Adi.

Namun demikian, Adi menyampaikan, jangan sampai nantinya revitalisasi pasar justru malah memberatkan pedagang. Misalnya saja dengan menaikkan tarif retribusi.

"Asal jangan dinaikin retribusinya, sekarang kan daya beli masyarakat lagi lesu," keluh dia.

Selain itu, Pemprov Jakarta juga harus memikirkan bagaimana agar pasar tradisional kembali ramai dikunjungi masyarakat. Sebab, pedagang merasa sudah membayar retribusi ke pemerintah.

"Jadi harus dipikirin juga tuh biar pasar ramai lagi. Kalau kami kan pedagang bayar retribusi tiap bulan," ucapnya.

Sementara Ali, pedagang kue basah dan kue kering mengharapkan, revitalisasi nantinya tak hanya menyasar pada bangunan fisik.

"Tapi diperhatiin juga gimana aksesnya. Terus juga sama diperhatiin kira-kira apa yang kurang dari pasar, jadi biar lengkap. Orang jadi banyak belanja ke pasar tradisional," ucap dia.

Baca Juga: Pasar Jaya Pastikan Revitalisasi Pasar Tradisional Dilakukan Bertahap

Diberitakan sebelumnya, Perumda Pasar Jaya menegaskan komitmen dalam transformasi pasar sebagai langkah strategis menjadikan Jakarta menuju kota global.

Hal itu disampaikan Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan, dalam diskusi Balkoters Talk bertajuk 'Transformasi Pasar di Kota Jakarta Menuju Kota Global' di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 24 September 2025.

Agus menjelaskan bahwa sejak dirinya awal menjabat pada Agustus 2023 lalu. Pihaknya, terus mendorong program revitalisasi dan modernisasi di 153 pasar.

“Perubahan signifikan terlihat pada perbaikan fisik, peningkatan fasilitas, hingga penguatan tata kelola,” ujar Agus.

Lebih lanjut, Agus mengatakan, hingga September 2025, sebanyak 67 pasar telah dilakukan pengecatan ulang dengan degradasi warna baru. Selain itu, perbaikan toilet, area parkir, taman, dan eskalator.

"Revitalisasi juga dilakukan melalui tiga skema yakni dana internal, Penyertaan Modal Daerah (PMD), serta kemitraan dengan swasta di Pasar Pramuka, Jembatan Besi, Senen Blok 6, dan Pasar Minggu," ucap dia.

Agus menyatakan, saat ini pihaknya tengah membangun pusat pengolahan sampah mandiri di Pasar Induk Kramat Jati bekerja sama dengan PT LAPI ITB.

"Fasilitas ini ditargetkan rampung Mei 2026 dan mampu mengolah 95 persen sampah organik langsung di lokasi," ungkap dia.

Agus menyebut, transformasi digital juga dikebut. Sistem pembayaran nontunai sudah berlaku di 57 pasar dan pengelolaan digital di 30 pasar.

“Tahun ini tambahan 30 pasar lagi masuk program digitalisasi,” ujar Agus.

“Pasar rakyat harus hadir sebagai ruang ekonomi sekaligus simbol kota modern, berdaya saing, dan ramah lingkungan," lanjutnya.

Agus mengungkapkan bahwa Pasar Jaya saat ini juga mengembangkan konsep hunian di atas pasar melalui Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG) 60 tahun.

Proyek pertama di Rusun Pasar Rumput kini terisi 85 persen, mayoritas dihuni milenial, ASN, dan pekerja swasta.

"Lima lokasi strategis lain, seperti Pasar Minggu dan Pasar Senen, disiapkan untuk pengembangan serupa," kata dia.

Tags:
Perumda Pasar Jayamixed-usePasar Palmerahrevitalisasi pasar jakarta

Pandi Ramedhan

Reporter

Mohamad Taufik

Editor