SENAYAN, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo mengkritik Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Pertanian (Kementan) terkait maraknya temuan beras luar negeri lebih dari 101 ribu ton berumur simpan hingga 15 bulan.
"Sebagian, khususnya beras asal Vietnam sekitar 26 ribu ton, mulai mengalami penurunan mutu dengan warna menguning. Hanya beras asal Thailand yang relatif masih baik kondisinya,” kata Firman dalam keterangannya kepada awak media, Minggu, 21 September 2025.
Menurut Firman, kondisi ini tak lepas dari kebijakan distribusi yang terlalu lambat dan berbelit. Pihaknya sudah berulang kali mengingatkan Kementan maupun Bapanas supaya stok beras segera disalurkan sebelum masa simpan ideal habis, sedangkan Bulog hanya sebatas pelaksana.
“Tanpa perintah dari pemerintah dan Bapanas, Bulog tidak berani mendistribusikan,” ucap politikus Partai Golkar tersebut.
Baca Juga: Penyaluran Bansos Beras Oktober-November 2025: Cara Mudah Cek Penerimanya
Ia menilai. keterlambatan distribusi bukan hanya masalah teknis, tapi sudah menyentuh aspek tata kelola pangan nasional.
Pasalnya, saat stok menumpuk di gudang hingga kualitasnya turun, negara dan masyarakat dirugikan. Tidak menutup kemungkinan harga pangan beras tidak stabil.
“Bulog ini menjadi beban berat karena harus menanggung dampak kerugian yang besar. Kalau tidak segera ada langkah penyelamatan, Bulog bisa semakin lemah,” tuturnya.
Ia juga menyebutkan, salah sebuah persoalan mendasar Bulog, adalah model penyerapan beras makron yang masih bermasalah. Biaya produksi yang tinggi, keterbatasan fasilitas penyimpanan, serta risiko penurunan kualitas selama proses distribusi menjadi tantangan nyata.
Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos Beras 10 Kg yang Disalurkan Oktober-November 2025
"Semua ini berimbas langsung pada harga di pasaran, yang pada akhirnya membebani masyarakat," katanya.