Daya Beli Melemah, Pedagang Pakaian di Pasar Rangkasbitung Banyak yang Gulung Tikar

Kamis 18 Sep 2025, 18:54 WIB
Suasana pedagang di Pasar Rangkasbitung, Lebak, banyak toko yang tutup akibat sepi pengunjung. (Sumber: POSKOTA | Foto: Samsul Fatoni)

Suasana pedagang di Pasar Rangkasbitung, Lebak, banyak toko yang tutup akibat sepi pengunjung. (Sumber: POSKOTA | Foto: Samsul Fatoni)

LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah pedagang pakaian di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, mengeluh lantaran sepi pembeli.

Bahkan, tak sedikit toko busana di pasar tersebut, yang tutup akibat usaha mereka gulung tikar, karena daya beli masyarakat terus mengalami penurunan.

Pantauan di Pasar Rangkasbitung, terutama di bagian dalam pasar, para penjual pakaian hanya duduk di depan tokonya masing-masing sambil menunggu pembeli yang datang.

Tidak terlihat satu orang pun pembeli atau pengunjung yang datang ke toko untuk membeli pakaian.

Baca Juga: Disperindag Lebak Bakal Relokasi PKL Pasar Rangkasbitung, Ini Respons Pedagang

Di sudut lain, nampak salah satu pedagang yang menutup rolling door toko miliknya, lantaran dari pagi hingga siang hari, tak ada satu pun pembeli yang datang.

"Jadi memang kondisi pasar sekarang ini sangat sepi, sehingga kami pun yang jualan hanya duduk-duduk saja," ungkap Fiah, salah satu penjual pakaian.

Fiah mengatakan, akibat pengunjung sepi tidak sedikit penjual pakaian yang merasakan kebingungan. Bahkan, sudah banyak yang gulung tikar.

Suasana pedagang di Pasar Rangkasbitung, Lebak, banyak toko yang tutup akibat sepi pengunjung. (Sumber: POSKOTA | Foto: Samsul Fatoni)

"Pedagang pada kebingungan. Karena kerja sehari-harinya seperti ini, tapi tidak ada pembeli atau pengunjung," katanya.

"Jangankan yang beli, pengunjungnya juga tidak ada," ujarnya.

Dalam kondisi seperti ini, lanjut dia, untuk mendapatkan penglaris di kesehariannya juga sulit, bahkan harus berhari-hari jualannya laku.

"Perputarannya pun sudah tidak ada. Untuk penglaris pun pada kesehariannya kami sulit. Kadang tiga hari, empat hari harus nunggu," ujarnya.

"Kalau dulu mah setiap Sabtu-Minggu itu selalu ada, setiap tanggal muda juga ada, sekarang tidak ada," sambungnya lagi.

Menurut Fiah, faktor pengunjung pasar sepi disebabkan maraknya penjualan pakaian secara online.

"Sekarang banyak warga yang belanja pakaian melalui online shop. Jadi, kalau ke pasar jarang yang datang," tuturnya.

Akibat kondisi ini, Fiah menyebut, lebih banyak pengeluaran daripada pemasukan. Sebab, kebutuhan setiap hari harus tetap terpenuhi, namun pendapatan tidak ada.

"Lebih banyak pengeluaran dibandingkan pemasukan. Karena tadi itu jualan sudah beberapa bulan ini sepi," bebernya.

Baca Juga: Keluh Pedagang Pasar Rangkasbitung Lebak: Harga Sembako Naik, Omzet Turun

Pedagang lainnya, Riko mengeluhkan atas kondisi saat ini, karena daya beli masyarakat menurun ditambah banyak saingan di online shop.

"Jangankan pembeli, yang berkunjung pun tidak ada. Mungkin karena sekarang susah uangnya yah, ditambah lagi banyak jualan online," tambahnya.

Riko mengaku, toko pakaiannya tetap buka tiap hari dengan harapan ada pembeli yang datang, sehingga bisa mendapatkan penghasilan.

"Meski kondisi sedang sepi, namun kami selalu berharap ada rezeki dari penjualan ini. Makanya, terus kami tekuni untuk membuka toko tiap hari," ujarnya.


Berita Terkait


News Update