Proyek KRL Karawang terbaru (Sumber: Pinterest/@Ibnu)

Nasional

Kapan Jalur KRL Jabodetabek Diperpanjang ke Karawang? Wacana yang Masih Menggantung

Selasa 16 Sep 2025, 16:10 WIB

POSKOTA.CO.ID - Transportasi publik, khususnya Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek, menjadi urat nadi mobilitas jutaan masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Namun, jalur KRL saat ini baru berhenti di Stasiun Cikarang, sehingga masyarakat yang ingin melanjutkan perjalanan ke Karawang harus menggunakan kereta lokal.

Sejak tahun 2019, muncul wacana perpanjangan jalur KRL ke Karawang. Sayangnya, meski isu ini kembali ditegaskan pada tahun 2024, hingga kini belum terlihat langkah konkret untuk merealisasikannya.

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai dinamika wacana perpanjangan jalur KRL ke Karawang, kendala yang dihadapi, harapan masyarakat, serta prospeknya di masa depan.

Baca Juga: Tinjau Uji Coba Jalur Gratis Tol Fatmawati 2, Gubernur Pramono: Urai Macet Jalan TB Simatupang

Rencana Perpanjangan KRL Jabodetabek

Perpanjangan jalur KRL sejatinya menjadi bagian dari pengembangan jaringan transportasi berbasis rel untuk memperkuat konektivitas kawasan aglomerasi Jakarta. Karawang dipandang sebagai wilayah strategis karena:

  1. Pertumbuhan industri yang pesat, dengan ribuan pekerja setiap hari bolak-balik ke Jakarta dan Bekasi.
  2. Kebutuhan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi, baik untuk bekerja, pendidikan, maupun aktivitas sosial.
  3. Potensi integrasi transportasi dengan kereta lokal, kereta jarak jauh, hingga rencana jaringan kereta cepat.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bahkan pernah menyampaikan bahwa target perpanjangan KRL ke Karawang bisa terealisasi paling lambat tahun 2026.

Hambatan Utama: Elektrifikasi Jalur

Menurut Arif Anwar, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (LLKA) Kementerian Perhubungan, hambatan teknis utama adalah belum adanya elektrifikasi jalur dari Cikarang ke Karawang.

"Saat ini, baru ada elektrifikasi sampai Cikarang. Saya rasa belum ada rencana untuk menuju Karawang karena kita harus melakukan elektrifikasi terlebih dahulu," jelas Arif.

Elektrifikasi jalur memerlukan instalasi Listrik Aliran Atas (LAA) atau overhead catenary system agar KRL bisa beroperasi. Proses ini tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit serta waktu pembangunan yang cukup panjang.

Keterbatasan Anggaran Pemerintah

Selain kendala teknis, kapasitas fiskal negara menjadi hambatan lain. Arif menegaskan bahwa dana pemerintah saat ini lebih difokuskan pada program prioritas lain yang dianggap lebih mendesak.

"Kapasitas fiskal kita mungkin belum mencukupi jika kita melakukan elektrifikasi ke Karawang, karena ada program lain yang lebih prioritas," tambahnya.

Dalam konteks pembangunan infrastruktur, pemerintah harus melakukan skala prioritas. Meski penting, perpanjangan KRL ke Karawang tampaknya belum masuk ke dalam daftar teratas yang segera direalisasikan.

Harapan dan Tuntutan Masyarakat

Meski tertunda, harapan masyarakat tetap besar. Banyak pekerja yang setiap hari harus menempuh perjalanan Karawang–Jakarta dengan biaya transportasi yang relatif tinggi. Kehadiran KRL tentu akan meringankan beban sekaligus meningkatkan efisiensi waktu tempuh.

Selain itu, Karawang merupakan wilayah dengan pertumbuhan kawasan industri terbesar di Indonesia. Ribuan tenaga kerja lokal maupun pendatang sangat membutuhkan transportasi massal yang terjangkau.

Jika jalur KRL diperpanjang, akan ada beberapa manfaat besar:

Sementara, Solusi Alternatif

Saat ini, masyarakat yang ingin ke Karawang masih harus menggunakan kereta lokal dengan transit di Cikarang. Walau menjadi solusi sementara, metode ini belum seefisien jalur KRL langsung.

Kereta lokal memiliki keterbatasan dalam hal frekuensi perjalanan dan kapasitas penumpang. Tidak jarang penumpang harus berdesakan, terutama pada jam sibuk.

Baca Juga: Limit Edit Foto AI di Google Gemini Berapa Kali? Kenali Arti Pesan Error dan Tips Mengatasinya

Perbandingan dengan Pengembangan Jalur Lain

Menariknya, di saat perpanjangan KRL ke Karawang belum terealisasi, pemerintah justru mendorong pembangunan jalur KRL di wilayah lain. Misalnya, Surabaya–Sidoarjo–Mojokerto, yang disebutkan oleh Menteri Perhubungan.

Hal ini menimbulkan pertanyaan dari masyarakat Karawang: apakah wilayah mereka dianggap kurang prioritas dibandingkan dengan daerah lain?

Prospek Perpanjangan Jalur KRL ke Depan

Jika pemerintah benar-benar berkomitmen, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mempercepat realisasi jalur KRL ke Karawang:

  1. Perencanaan anggaran khusus untuk elektrifikasi jalur.
  2. Kerja sama dengan swasta atau skema public private partnership (PPP) untuk membiayai proyek.
  3. Integrasi transportasi antar moda agar lebih efisien.
  4. Sosialisasi kepada masyarakat, sehingga publik bisa memahami proses pembangunan.

Dengan strategi yang tepat, target 2025–2026 yang pernah disebutkan masih mungkin diwujudkan.

Perpanjangan jalur KRL Jabodetabek ke Karawang masih menjadi mimpi yang tertunda. Meski sudah diwacanakan sejak 2019, hingga kini belum ada langkah konkret akibat kendala elektrifikasi dan keterbatasan anggaran.

Namun, melihat potensi ekonomi dan kebutuhan masyarakat, proyek ini tetap penting untuk diwujudkan. Pemerintah perlu menyusun prioritas dan strategi pendanaan yang jelas agar masyarakat Karawang dapat menikmati akses transportasi massal modern yang lebih efisien dan terjangkau.

Tags:
KRL Bekasi KarawangTransportasi publik KarawangElektrifikasi jalur KRLPerpanjangan jalur KRL Cikarang KarawangKRL Jabodetabek Karawang

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor