Cara Guru SMKN 1 Cileungsi Atasi Siswa Bosan Belajar di Tenda Darurat

Senin 15 Sep 2025, 11:23 WIB
Belajar di halaman sekolah menjadi cara mengatasi rasa bosan siswa mengikuti KBM dalam tenda pasca ambruknya bangunan kelas beberapa waktu lalu. (Sumber: Poskota/Giffar Rivana)

Belajar di halaman sekolah menjadi cara mengatasi rasa bosan siswa mengikuti KBM dalam tenda pasca ambruknya bangunan kelas beberapa waktu lalu. (Sumber: Poskota/Giffar Rivana)

CILEUNGSI, POSKOTA.CO.ID – Guru SMKN 1 Cileungsi, Bogor, Muhamad Afif Fazri, mengaku mendapat tantangan lebih saat mengajar di tenda darurat pasca ambruknya bangunan kelas pada Rabu, 10 September 2025.

“Kalau ngajar di tenda itu mungkin yang pertama, tantangan, ini kan tantangan guru, tantangan siswa juga, kadang siswa cepat merasa lelah karena panas, keringetan, mencairkan suasana (belajar) di luar, dibagi per grup,” kata Afif kepada wartawan, Senin, 15 September 2025.

Afif menuturkan, metode belajar di luar kelas diterapkan untuk membantu siswa agar tidak cepat bosan dan kehilangan tenaga karena terlalu berkeringat saat belajar di tenda.

Baca Juga: Siswa SMKN 1 Cileungsi Bogor Belajar di Tenda Pasca Kelas Ambruk

“Sebenarnya sebelum ada musibah (kelas ambruk) juga sering di luar, jadi ketika ada musibah seperti ini, terus kita harus di tenda, jadi dengan adaptasi siswa pindah atau per grup di luar ya udah biasa, sudah tidak terlalu kaget,” ungkapnya.

Ia mengakui, belajar di tenda membuat siswa maupun guru lebih cepat lelah. Selain itu, suara guru harus lebih keras karena tenda tidak kedap suara.

“Memang sedikit kurang kondusif dibandingkan di kelas, makanya kita guru-guru paling cari cara lain biar ga terlalu stuk terus di tenda,” ujar Afif.

“Di tenda suaranya gak sampe ke belakang, walaupun udah teriak-teriak, itu tadi kalau sering teriak nanti gurunya mungkin cepet cape, suaranya cepet ilang, harus ada cara lain, ga harus selalu di tenda,” pungkasnya. (cr-6) 


Berita Terkait


News Update