Soal Pelintasan Kereta Tanpa Palang di Bulak Kapal, Wali Kota Bekasi Akan Surati PT KAI

Minggu 14 Sep 2025, 17:17 WIB
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

BEKASI TIMUR, POSKOTA.CO.ID - Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, memastikan, pihaknya akan segera bersurat kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) meminta pembangunan palang pintu di pelintasan kereta Bulak Kapal, Jalan Pahlawan, Bekasi Timur.

Rencana ini sebagai tindak lanjut atas keresahan warga terhadap kondisi perlintasan tanpa palang pintu yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun.

"Ya, kami tentu akan segera bersurat kepada PT KAI meminta izin dan lain sebagainya. Karena kewajiban, fungsi dan sebagainya tentu ada yang menjadi wewenang pemerintah pusat, pemerintah daerah tingkat II, dan juga pemerintah kota," kata Tri saat dikonfirmasi, Minggu 14 September 2025.

Tri menegaskan, pembangunan palang pintu tidak bisa dilakukan sepihak. Harus ada persetujuan resmi dari PT KAI sebagai pengelola jalur.

Baca Juga: Pelintasan Kereta Bulak Kapal Bekasi Tanpa Palang Pintu, Nyawa Pengendara Jadi Taruhan

“Bahwa untuk palang pintu itu kan harus ada persetujuan terkait dengan PT KAI, kami akan memfasilitasi itu,” ujarnya.

Hingga kini, pelintasan kereta Bulak Kapal masih tanpa palang pintu di kedua sisinya. Kondisi tersebut sudah berlangsung sejak tahun 1990 dan kerap membahayakan pengendara motor maupun mobil.

Pantauan Poskota pada Minggu 14 September 2025 sekitar pukul 14.45 WIB, arus lalu lintas tampak padat dari dua arah. Sejumlah warga membantu mengatur kendaraan yang melintas, namun kondisi tetap rawan kecelakaan.

Di lokasi, terdapat seorang pengatur atau yang biasa disebut pak ogah berdiri di tengah rel. Dengan rambu merah bertuliskan stop, ia memberi aba-aba kepada pengendara untuk berhenti setiap kali kereta melintas.

Luki, 35 tahun, petugas yang setiap hari berjaga di pelintasan tersebut, mengaku lokasi itu sering memakan korban jiwa akibat tidak adanya palang pintu.

“Di sini bisa setahun sekali ada kecelakaan. Kebanyakan karena teledor dan enggak sabaran. Kadang malah pengendaranya lebih galak kalau dikasih tahu,” ungkap Luki kepada Poskota.

Menurutnya, pelintasan Bulak Kapal sebenarnya pernah memiliki palang pintu pada tahun 1980-an. Namun, palang itu dicopot dengan alasan mengurangi kemacetan, dan hingga kini tidak pernah dipasang kembali.

“Dulu ada palangnya, tapi karena sering macet akhirnya dicopot. Jadi sampai sekarang ya begini aja,” tambahnya.

Untuk mengurangi risiko, warga setempat bergantian menjaga perlintasan tersebut.

Baca Juga: Perlintasan Tanpa Palang di Beji Depok Memakan Korban, Pelajar SMA Tewas Tertabrak KRL

“Ya buat ngamanin jadi gonta-ganti orang berjaga. Saya biasanya jaga siang dari jam 15.00 WIB sampai jam 17.00 WIB. Kalau enggak gitu, ngeri lah,” ujarnya.

Luki berharap pemerintah segera membangun kembali palang pintu demi keselamatan pengguna jalan. Ia juga meminta pengendara lebih tertib saat melintas.

“Ini kan menyangkut keselamatan manusia. Kalau bisa pengendara lebih tertib. Menunggu kereta lewat itu enggak sampai lima menit. Jadi enggak perlu terburu-buru. Harapannya secepatnya dibangun palang pintu biar enggak ada korban lagi,” tegasnya. (cr-3)


Berita Terkait


News Update