Kondisi Pasar Radio Dalam, Jalan Pasar Inpres, Gandaria Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, terlihat sepi pengunjung, Minggu, 14 September 2025. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

JAKARTA RAYA

Pasar Radio Dalam Jaksel Sepi Pengunjung, Beberapa Toko Tutup

Minggu 14 Sep 2025, 15:47 WIB

KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID - Kondisi Pasar Radio Dalam di Jalan Pasar Inpres, Kelurahan Gandaria Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sepi dari aktivitas.

Di Pasar Radio Dalam sendiri, terdapat dua pasar yakni pasar yang menjual bahan pokok seperti daging dan sayur mayur, serta pasar ikan hias. Kedua pasar ini terlihat sepi dari aktivitas jual beli.

Di pasar ikan hias, rata-rata pedagang hanya bisa menunggu konsumen yang datang. Akses ke lokasi pun cukup lenggang.

Oji, 53 tahun, salah seorang pedagang ikan hias di Pasar Radio Dalam mengatakan, sepinya konsumen mulai terjadi seusai Pandemi Covid-19.

Baca Juga: Eks Pedagang Pasar Blok A Fatmawati Jaksel Minta Pemerintah Sediakan Tempat Layak

"Kita kan saingan sekarang juga online, berat juga," kata Oji kepada Poskota di lokasi, Minggu, 14 September 2025.

Oji menyebutkan, dirinya mengalami penurunan omzet sekitar 50 persen sejak pasar sepi. Meski demikian, ia mengakui masih ada konsumen yang datang berbelanja.

"Pengunjungnya masih ada, cuma berkurang aja. Omzet menurun jauh, ada 50 persen mah. Permasalahannya sih di online juga," tuturnya.

Pria yang sudah puluhan tahun berdagang ikan hias ini mengaku, kerap bernegosiasi dengan konsumen yang datang terkait harga. Oji sendiri menjual berbagai macam ikan, makanan, hingga peralatan akuarium.

Baca Juga: Link Daftar Online Antrean KJP Pasar Jaya September 2025, Bisa Dapat Sembako Murah

"Kadang-kadang pengertian pengunjung aja, misalnya di online harganya berapa, ya disesuaikan saja," ucapnya.

Di tengah gempuran online, ia masih bertahan dengan sistem lapak di tempat. Pasalnya, Oji tidak mengerti teknologi.

Bahkan ia mengatakan, agen tempat dia berbelanja juga berjualan secara online, sehingga mengurungkan niatnya.

"Kita enggak bisa lawan agen besar, kan kita mah pengecer, kita ngambil barang sama dia juga," tuturnya.

Baca Juga: Hyundai Bidik Pasar Surabaya Lewat Stargazer Cartenz, Mobil Keluarga Rasa Crossover

Di lokasi penjualan ikan hias Pasar Radio Dalam terlihat sudah beberapa toko tutup. Menurur Oji, tutupnya toko karena pedagang itu sudah tidak mampu bertahan.

"Liat aja sudah banyak yang tutup, ada yang gak sanggup dagang lagi, ada juga yang memang pindah," tutur dia.

Salah seorang pengunjung Pasar Radio Dalam, Najwa, 43 tahun mengaku sengaja datang langsung ke pasar agar bisa melihat secara langsung ikan hias yang mau dia beli.

"Kalau ikan kan beli di online susah, kalau akuariumya masih bisa beli di online," kata dia.

Baca Juga: Harga Daging Ayam Naik, Omzet Pedagang di Pasar Kebayoran Malah Turun 50 Persen

Ibu rumah tanggal asal Kemang ini datang bersama suami dan anak-anaknya dengan tujua membeli sejumlah ikan hias untuk di rumahnya itu.

Najwa beranggapan, sepinya pasar saat ini karena penjualan online yang sudah merebak. Sehingga hal ini berdampak ke pasar-pasar.

"Sekarang kan udah serba online, cuma dari HP aja udah bisa pesen barang yang kita mau," ucap dia.

Tak hanya itu, di tempat penjualan bahan pokoo seperti sayur mayur dan daging, juga terlihat sepi akrivitas jual beli.

Baca Juga: Banjir Hantam Denpasar, BMKG Peringatkan Gelombang Laut Tinggi 4 Meter di Wilayah Bali hingga 13 September

Menurut pengunjung, Sri Lestari, 49 tahun mengatakan, sepinya pengunjung sudah mulai terlihat sejak beberapa tahun belakangan ini.

"Saya orang belanja bukan pedagang. Tapi udah lama banget sih, sepi udah 2-3 tahun ini," ucap dia.

Sri menilai, sepinya pasar dikarenakan banyaknya konsumen yang mulai belanja daring. Selain itu, faktor lainnya diduga karena Pasar Radio Dalam kurang komplit.

"Mungkin karena di pasar lain lebih murah, terus juga lebih komplit. Soalnya kalau di sini pedagang udah mulai pindah-pindah," ucap dia.

Tags:
Jakarta SelatanPasar Radio Dalam

Pandi Ramedhan

Reporter

Febrian Hafizh Muchtamar

Editor