IHSG Melonjak 0,64 Persen, Didorong Kebijakan Likuiditas Menkeu dan Ekspektasi The Fed

Jumat 12 Sep 2025, 17:20 WIB
Ilustrasi IHSG melonjak 0,64 persen (Sumber: Pinterest)

Ilustrasi IHSG melonjak 0,64 persen (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis, 11 Septmber 2025, melanjutkan tren positif didorong oleh sentimen optimis dari dalam negeri dan prospek suku bunga global yang melunak.

IHSG naik 48,89 poin (0,64%) ke level 7.747,90, dengan sektor keuangan dan perbankan memimpin penguatan.

Penguatan juga terjadi pada indeks LQ45 yang naik signifikan 12,71 poin (1,63%) ke level 794,84.

"Meredanya kekhawatiran akan prospek ekonomi serta membaiknya kondisi politik dan keamanan, membuat IHSG berlanjut menguat," jelas Tim Riset Phintraco Sekuritas.

Baca Juga: Emas Antam vs Perhiasan, Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Investasi?

Kebijakan Menkeu Suntik Likuiditas ke Perbankan

Sentimen positif dalam negeri terutama dipicu oleh langkah strategis Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang mengumumkan penarikan dana kas negara senilai Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI).

Kebijakan ini bertujuan untuk mendepositokan dana tersebut ke perbankan umum guna meningkatkan likuiditas sektor perbankan.

Dengan likuiditas yang meningkat, diharapkan penyaluran kredit kepada sektor usaha dan dunia industri (riil) dapat berjalan lebih cepat dan masif, sehingga mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.

Sebagai catatan penting, pemerintah menyatakan dapat menarik kembali dana ini sewaktu-waktu jika diperlukan.

Baca Juga: 7 Strategi Memulai Investasi Saham bagi Pemula, Auto Cuan!

Selain itu, kebijakan ini juga mencantumkan larangan bagi bank penerima untuk menggunakan dana deposito tersebut untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) maupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Hal ini menegaskan fokus kebijakan untuk mendukung ekonomi riil, bukan transaksi finansial semata.

Ekspektasi Pemotongan Suku Bunga The Fed

Dari kancah global, perhatian investor terpusat pada pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan digelar pada 16-17 September 2025.

Pasar semakin yakin bahwa bank sentral AS tersebut akan memangkas suku bunga acuan.

Ekspektasi pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menguat, bahkan potensi penurunan hingga 50 bps juga meningkat.

Keyakinan ini muncul setelah rilis data Producer Price Index (PPI) atau inflasi produsen AS untuk Agustus 2025 yang justru turun 0,1% secara bulanan (mtm), melambat dari kenaikan 0,7% pada Juli sebelumnya.

Secara tahunan, inflasi produsen juga melambat ke 2,6%.

Pasar kini menanti dengan seksama rilis data Consumer Price Index (CPI) atau inflasi konsumen AS yang dijadwalkan keluar malam ini, sebagai indikator akhir yang akan mempengaruhi keputusan The Fed.

Prospek ke Depan

Dengan kombinasi antara kebijakan pemerintah yang pro-pertumbuhan dan sentimen global yang mendukung, analis memproyeksikan IHSG berpotensi untuk melanjutkan tren penguatannya dalam beberapa sesi ke depan.

Likuiditas yang membaik dan lingkungan suku bunga global yang lebih rendah menjadi katalis positif bagi pasar saham domestik.


Berita Terkait


News Update