"Besok (Senin, 8 September 2025) peresmian penggantian nama Halte Senen Sentral menjadi Halte Jaga Jakarta," kata Joga sehari sebelumnya.
Namun, transformasi Halte Jaga Jakarta tidak berhenti pada perbaikan fisik dan pergantian nama. Sebuah "memorial" atau monumen peringatan dibangun di dalam halte.
Dalam lemari kaca, dipajang artefak dari kejadian nahas itu: kerangka blower yang hangus, televisi yang meleleh, papan petunjuk arah yang rusak, dan bongkahan guiding block. Pameran ini berfungsi sebagai pengingat visual yang powerful akan konsekuensi dari kekerasan dan vandalisme.
Halte yang melayani sekitar 10.000 penumpang per hari ini juga kini dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang lebih lengkap, seperti musala, toilet, dan area yang disediakan khusus untuk pedagang.
Baca Juga: Polisi Salurkan 210 Paket Sembako untuk Ojol Terdampak Kericuhan di Bekasi
Pemulihan Menyeluruh dan Kolaborasi Pemerintah

Pramono Anung menyatakan bersyukur karena 22 halte Transjakarta yang dirusak telah dapat diperbaiki dan beroperasi normal dalam waktu kurang dari seminggu.
"Hari ini seluruh aktivitas transportasi di Jakarta sudah normal semuanya... Tarif sudah normal kembali, mudah-mudahan kehidupan masyarakat Jakarta sudah normal kembali," ujarnya.
Pemulihan ini adalah hasil kerja sama berbagai pihak. Biaya perbaikan halte ditanggung oleh Transjakarta, sementara perbaikan dua Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan lift di kawasan Senen dan Polda Metro Jaya akan ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dengan estimasi anggaran Rp 19-20 miliar, seperti yang diarahkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Pengerjaannya ditargetkan selesai pada Desember 2025.
Baca Juga: Pasukan Putih Disiapkan Jadi Garda Terdepan Layanan Lansia di Jakarta
Kembali Berdenyut
Direktur Utama TransJakarta, Welfizon Yuza, melaporkan bahwa aktivitas layanan telah kembali normal. "Pada hari kerja terakhir minggu lalu, pelanggan Transjakarta sudah mencapai 1,3 juta orang per hari," katanya, sebuah indikasi bahwa denyut nadi kehidupan Jakarta telah kembali berdetak kuat.
Halte Jaga Jakarta kini bukan sekadar tempat naik-turun penumpang. Ia berdiri sebagai simbol ketangguhan, pengingat akan pentingnya menjaga perdamaian, dan bukti nyata dari gotong royong seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk bangkit dari keterpurukan. Nama barunya adalah sebuah janji dan seruan agar semua pihak turut serta Menjaga Jakarta.