POSKOTA.CO.ID - Permintaan maaf sejumlah pimpinan institusi terkait aksi massa yang menimbulkan korban jiwa telah disampaikan.
Begitupun permintaan maaf yang disampaikan secara langsung oleh pimpinan DPR kepada perwakilan mahasiswa dari 18 organisasi kemahasiswaan ketika audiensi dengan pimpinan DPR, di Jakarta, Rabu lalu, 3 September 2025.
Seperti diberitakan, dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad menyatakan permohonan maaf atas kekeliruan serta kekurangan para anggota DPR dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.
“Klir sudah maaf sudah disampaikan secara langsung,tulus dan terbuka kepada perwakilan mahasiswa,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Ajak – Ajak Demo
“Pertemuan antara DPR dan mahasiswa tersebut juga dinilai oleh sejumlah pengamat menjadi momen penting untuk membuka ruang dialog,” tambah Yudi.
“Tidak itu saja, menjadi momen penting ula untuk mendorong transparansi serta membuka ruang negosiasi publik atas isu – isu mendesak yang selama ini mandeg
di ruang kekuasaan,” urai mas Bro.
“Nah, setelah minta maaf, apa yang harus segera dilakukan, “ kata Yudi.
“Yang jelas memperbaiki kesalahan, jangan sampai kesalahan yang sama terulang lagi. Sebab, kata orang bijak meminta maaf itu pertanda telah mengakui kekurangan dan kesalahan, serta ada upaya secara sungguh- sungguh untuk memperbaikinya,” jelas mas Bro.
“Kan sudah ada pernyataan resmi dan terbuka pula bahwa DPR telah sepakat
Baca Juga: Obrolan Warteg: Larangan Rangkap Jabatan, Tunggu Apa lagi
untuk menghapus tunjangan rumah dinas bagi seluruh anggota DPR dan moratorium perjalanan dinas ke luar negeri, “ kata Heri.
“Rakyat tentu mengapresiasi keputusan DPR ini, karena persoalan tunjangan rumah dinas bagian yang menjadi tuntutan aksi massa, tetapi persoalannya tidak sampai di situ saja, masih banyak hal lain yang perlu direformasi,” kata mas Bro.
“Kami meyakini akan dilakukan secara bertahap, mana yang prioritas sekarang, mana pula jangka menengah dan panjang. Yang penting ada langkah maju,” kata Heri.
“Setuju karena ada yang sifatnya mendesak harus diputuskan sekarang, karena ditunggu –tunggu publik. Yang terpenting ada kebijakan nyata prorakyat,” urai Yudi.
“Betul. Yang terpenting adalah setelah berbuat salah dan khilaf sesegera mungkin meminta maaf dan memperbaikinya melalui perbuatan nyata, bukan sebatas retorika belaka. Bukan sebatas komentar yang tidak diikuti dengan perbuatan,” kata mas Bro.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Peka, Bukan Pekak
“Lagi pula kesalahan bukanlah aib. Bahkan, orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, tak ubahnya tak pernah berbuat sesuatu. Diam tak bergerak,” ujar Heri.
“Sebagai wakil rakyat harus gerak cepat merespons kehendak rakyat, apa yang dibutuhkan rakyat. Selain cepat, juga tepat sasaran. Itu harapan kita semua,” harap mas Bro.(Joko Lestari)