Ilustrasi investasi crypto. (Sumber: Freepik)

EKONOMI

September Effect, Benarkah Pasar Saham dan Crypto Selalu Lesu?

Jumat 05 Sep 2025, 16:45 WIB

POSKOTA.CO.ID - Bulan September sering dianggap sebagai bulan “keramat” oleh para investor global. Bukan karena mitos, melainkan karena data historis yang menunjukkan pasar saham hingga cryptocurrency kerap mengalami tekanan.

Fenomena musiman ini dikenal luas dengan sebutan September Effect.

Apa Itu September Effect?

Fenomena September Effect pertama kali tercatat sejak awal abad ke-20 di bursa saham Amerika Serikat. Indeks saham utama seperti S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) sering kali mencatatkan kinerja terburuk pada bulan September dibandingkan bulan lainnya.

Beberapa peristiwa besar, termasuk krisis pasar saham tahun 1929 dan krisis finansial 2008 juga terjadi pada bulan September.

Baca Juga: Harga Bitcoin Bisa Anjlok hingga 80 persen Saat Crypto Winter? Kenali Fenomena dan Cara Bertahan

Inilah yang membuat banyak investor meyakini bahwa September identik dengan tren negatif.

Bukan hanya saham, pasar crypto juga menunjukkan jejak serupa. Bitcoin yang terkenal dengan volatilitas tinggi, rata-rata mencatat return negatif pada bulan September sejak 2013.

Meski begitu dalam dua tahun terakhir, baik Bitcoin maupun Ethereum justru berhasil membukukan return positif.

Namun, secara historis bulan September masih menjadi bulan dengan performa terburuk bagi Bitcoin.

Baca Juga: Aplikasi Crypto Terbaik untuk Pemula, Cek Daftar Terbarunya

OJK Ingatkan Investor Waspada

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK), Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto (IAKD) OJK, Hasan Fawzi meminta para investor tetap waspada dan berinvestasi secara rasional saat September Effect.

Menurut Hasan, saat September Effect investor cenderung untuk menarik dana sementara waktu karena faktor historis yang telah terjadi di berbagai bursa baik regional atau global.

“Penyebab pastinya masih menjadi perdebatan dan didiskusikan, beberapa analis menilai hal ini terkait dengan aktivitas penyesuaian dari penempatan portofolio investasi usai berakhirnya musim liburan panjang,” ucap Hasan.

“Ada juga kebutuhan likuiditas karena faktor psikologis dan dari investor regional dan global,” sambungnya.

Baca Juga: 10 Langkah Sederhana untuk Belajar Trading Crypto dari Awal!

Faktor lain yang menyebabkan September Effect karena perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian akibat tensi geopolitik, kebijakan dagang maupun pergerakan suku bunga.

Hasan menyebutkan agar para investor meningkatkan literasi keuangan serta mencari informasi valid dari sumber resmi atau lembaga jasa keuangan berizin.

Lebih lanjut, Hasan mengingatkan investor waspada saat adanya fenomena musiman ini dan penting untuk disiplin terus mencari informasi untuk menghadapi fenomena tersebut.

“Kami OJK tentu akan terus mendorong, terutama industri aset keuangan digital dan aset kripto untuk terus lebih transparan, teratur serta akuntabel sehingga masyarakat, konsumen dan investor dapat terus berinvestasi dengan lebih aman,” ujarnya.

Baca Juga: Wajib Tahu! 5 Blunder Besar Pemula di Dunia Crypto yang Bisa Bikin Rugi Besar

Mengapa September Sering Membawa Tekanan Pasar?

Ada beberapa faktor yang kerap dikaitkan dengan September Effect, di antaranya:

Selain faktor teknis, psikologi pasar juga berperan besar. Banyak investor yang mengantisipasi penurunan harga dengan menjual aset lebih awal, sehingga mendorong tren bearish benar-benar terjadi.

Strategi Investor Saat September Effect

Meski pola musiman September Effect menarik untuk diperhatikan, investor disarankan tidak panik. Beberapa strategi yang bisa diterapkan, antara lain:

Baca Juga: Awas Keliru! Ini Panduan Lengkap Screening Altcoins dari Nol untuk Pemula yang Baru Belajar Crypto

Disclaimer: Artikel ini hanya berupa informasi umum dan bukan saran atau ajakan investasi. Keputusan investasi bukan tanggung jawab redaksi Poskota.

Tags:
cryptocurrency sahamSeptember EffectBitcoinOJK

Muhammad Dzikrillah Tauzirie

Reporter

Muhammad Dzikrillah Tauzirie

Editor