POSKOTA.CO.ID - Jakarta bukan hanya pusat pemerintahan, melainkan juga wajah Indonesia di mata dunia. Dengan lebih dari 10 juta penduduk, ibu kota menghadapi kompleksitas sosial: kemacetan, banjir, polusi udara, hingga masalah sosial remaja seperti tawuran pelajar.
Dalam konteks inilah, muncul kebutuhan mendesak untuk membekali generasi muda dengan sikap tanggung jawab agar mampu menjadi bagian dari solusi, bukan justru menambah masalah.
Kampanye #JagaJakartaBareng hadir sebagai jawaban. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin menggerakkan energi pelajar untuk berkontribusi nyata, bukan hanya di bangku sekolah, melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Tempat Work From Cafe di Depok
Kampanye #JagaJakartaBareng: Mengapa Pelajar?
Pelajar adalah representasi masa depan. Mereka bukan hanya penerus, tetapi juga pembentuk wajah baru Jakarta. Melalui kampanye ini, pelajar diajak untuk menanamkan tiga sikap utama:
- Menjaga diri – dari tindakan yang merugikan diri sendiri seperti pergaulan negatif, narkoba, atau tawuran.
- Menjaga fasilitas umum – sebagai wujud rasa memiliki terhadap kota.
- Menjaga Jakarta – dengan kesadaran bahwa kota ini adalah ruang bersama yang harus dijaga keberlanjutannya.
Perspektif manusiawi yang sering terlewat adalah bahwa pelajar juga memiliki kerentanan. Tekanan akademik, lingkungan sosial, hingga eksposur media sosial dapat memengaruhi perilaku mereka. Dengan kampanye ini, pemerintah ingin hadir bukan sekadar sebagai pengatur, melainkan sebagai pendamping.
Suara dari Pemprov DKI
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, menegaskan komitmen pemerintah:
"Berbeda dengan kasus tawuran, penyampaian pendapat adalah hak konstitusional setiap warga negara, termasuk peserta didik. Tugas kita adalah membekali mereka agar mampu menyampaikan aspirasi dengan cara yang tertib dan bertanggung jawab."
Pernyataan ini menjadi refleksi penting. Di satu sisi, pelajar harus diberi ruang demokrasi. Namun di sisi lain, mereka perlu diarahkan agar cara menyampaikan pendapat tetap menjunjung nilai ketertiban dan tanggung jawab.

Tiga Langkah Strategis Disdik DKI
Dinas Pendidikan DKI Jakarta tidak berhenti pada slogan. Ada tiga langkah strategis yang dijalankan:
- Menjamin keselamatan peserta didik
– Keselamatan menjadi prioritas. Sekolah diberikan kewenangan mengambil langkah antisipatif, termasuk penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) ketika situasi sosial tidak kondusif. - Penerapan PJJ fleksibel
– PJJ bukan lagi sekadar solusi pandemi, melainkan strategi menjaga kelangsungan pendidikan di tengah gejolak sosial. - Pembekalan dan pembinaan karakter
– Melalui pelatihan, pembinaan, dan pendekatan edukatif, siswa diarahkan untuk tidak mudah terjebak dalam tindakan anarkis atau destruktif.
Kebijakan ini menunjukkan keseimbangan antara perlindungan hak anak dan tanggung jawab kolektif.