IHSG Diprediksi Uji Level Penting, Simak Rekomendasi Saham Unggulan Hari Ini 1 September 2025

Senin 01 Sep 2025, 15:00 WIB
IHSG 1 September 2025: Uji Support 7.731 di Tengah Gejolak Aksi Demonstrasi (Sumber: Pinterest)

IHSG 1 September 2025: Uji Support 7.731 di Tengah Gejolak Aksi Demonstrasi (Sumber: Pinterest)

Pukul 09.02 WIB, IHSG turun tajam 3,31% ke level 7.571. Dari 674 saham yang diperdagangkan, hanya 19 yang naik, sementara 630 saham turun. Kapitalisasi pasar ikut terpangkas menjadi Rp13.839,38 triliun.

Saham-saham perbankan berguguran:

  • BBCA -4,02%
  • BBRI -4,44%
  • BMRI -4,65%
  • BBTN -5,38%

Siang Hari: Rebound Tipis

Menjelang jeda siang, IHSG mampu naik tipis meski masih melemah 0,76% di level 7.770,98. Kapitalisasi pasar naik ke Rp14.132,26 triliun.

Saham yang menguat:

  • ANTM +6,91%
  • BRMS +4,68%
  • MDKA +1,62%

Saham yang melemah:

  • TLKM -1,6%
  • ASII -1,36%
  • WIRG -6,56%

Perspektif Manusia: Investor di Persimpangan Jalan

Pergerakan IHSG hari ini tidak hanya soal angka, melainkan juga cerita manusia di balik pasar modal. Banyak investor ritel yang panik ketika melihat penurunan tajam di pagi hari, sementara investor institusi justru melihat peluang untuk akumulasi.

1. Psikologi Investor Ritel

Investor pemula cenderung emosional. Penurunan tajam sering dianggap tanda bahaya, padahal dalam analisis teknikal justru bisa membuka peluang buy on weakness. Banyak dari mereka yang memilih cut loss terlalu cepat.

2. Investor Institusi

Investor besar atau institusi melihat gejolak sebagai bagian alami pasar. Dengan strategi jangka panjang, mereka cenderung menunggu area support kuat sebelum kembali masuk.

3. Perspektif Ekonomi Riil

Bagi masyarakat umum, penurunan IHSG sering dianggap indikator melemahnya ekonomi. Padahal, pasar saham bisa fluktuatif karena faktor sentimen jangka pendek, sementara ekonomi riil bisa tetap tumbuh. Hal ini penting untuk dipahami agar publik tidak salah menafsirkan.

Strategi Menghadapi Volatilitas Pasar

  1. Diversifikasi Portofolio – Jangan hanya bergantung pada saham perbankan, sebar investasi ke sektor komoditas, energi, dan teknologi.
  2. Manfaatkan Momentum – Gunakan strategi buy on weakness, tapi dengan manajemen risiko ketat.
  3. Hindari Panic Selling – Fluktuasi adalah bagian dari pasar. Menjual di saat panik justru sering merugikan.
  4. Ikuti Riset dan Analisis – Perhatikan proyeksi support dan resistance dari analis terpercaya.
  5. Tetap Rasional – Bedakan antara risiko jangka pendek akibat demonstrasi dengan tren jangka panjang ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Viral Foto Black Mamba Diduga di Rumah Ahmad Sahroni, Ternyata Hoaks dari Ledakan Beirut

Masa Depan IHSG: Optimisme di Tengah Ketidakpastian

Meskipun saat ini IHSG berada di bawah tekanan, proyeksi jangka menengah masih positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil, dukungan pemerintah pada sektor energi dan digitalisasi, serta arus modal asing yang masih masuk, menjadi faktor penopang.

Bila IHSG mampu bertahan di atas support 7.600, peluang rebound menuju 8.100 tetap terbuka. Namun, bila support tersebut ditembus, investor harus bersiap menghadapi fase konsolidasi lebih panjang.


Berita Terkait


News Update