POSKOTA.CO.ID - Di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, diversifikasi investasi menjadi langkah penting untuk menjaga stabilitas keuangan.
Lonjakan inflasi, fluktuasi nilai tukar hingga perubahan suku bunga membuat banyak investor mencari strategi terbaik untuk melindungi portofolio mereka.
Selama ini, diversifikasi identik dengan pembagian dana ke instrumen tradisional seperti deposito, saham, obligasi, emas dan reksa dana.
Namun, seiring berkembangnya teknologi finansial, aset kripto kini menjadi salah satu pilihan menarik untuk melengkapi portofolio investasi.
Baca Juga: Investasi Paling Mahal Menurut dr Tirta: Kesehatan Lebih Bernilai dari Saham, Crypto, dan Properti
Meski volatilitas kripto terkenal tinggi, jika dikelola dengan strategi yang tepat, aset digital ini bisa berfungsi sebagai diversifikasi sekaligus peluang pertumbuhan.
4 Strategi Efektif Disversifikasi Kripto
Berikut empat cara cerdas untuk melakukan diversifikasi investasi dengan kripto sebagaimana dikutip dari laman Nasdaq, antara lain:
Kelola Risiko dengan Alokasi Kecil
Banyak pakar keuangan merekomendasikan agar investor hanya mengalokasikan 1–5 persen dari total portofolio ke aset kripto. Sangat jarang ada yang menyarankan lebih dari 10 persen.
Artinya, kripto sebaiknya ditempatkan sebagai aset pelengkap, bukan strategi utama.
Baca Juga: 3 Aplikasi Investasi Syariah yang Aman Digunakan
Dengan membatasi eksposur, Anda tetap bisa menikmati potensi keuntungan kripto sekaligus membatasi risiko kerugian besar.
Diversifikasi di Berbagai Jenis Aset Kripto
Pepatah lama “jangan taruh semua telur dalam satu keranjang” juga berlaku di dunia kripto. Jangan hanya berinvestasi pada satu koin, tetapi sebarkan ke beberapa koin, seperti:
- Kripto berkapitalisasi besar seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) untuk stabilitas.
- Altcoin menjanjikan dengan potensi pertumbuhan jangka panjang.
- Sektor kripto berbeda seperti DeFi (Decentralized Finance), NFT (Non-Fungible Token), atau Metaverse.
Dengan begitu, risiko bisa tersebar, dan Anda tetap punya peluang meraih keuntungan dari tren kripto yang sedang naik.
Baca Juga: 5 Keunggulan Emas Digital di Pegadaian untuk Investasi Jangka Panjang
Pertimbangkan Stablecoin sebagai Penyeimbang
Bagi investor yang ingin mengurangi risiko volatilitas, stablecoin dapat menjadi pilihan tepat. Stablecoin dipatok pada nilai aset stabil seperti dolar AS, sehingga pergerakannya relatif lebih aman dibanding altcoin spekulatif.
Keberadaan stablecoin bisa berfungsi sebagai “tempat berlindung” saat pasar kripto mengalami penurunan, sekaligus menjaga likuiditas portofolio tanpa harus keluar dari ekosistem kripto.
Rutin Menyeimbangkan Portofolio
Pasar kripto bergerak cepat, sehingga komposisi portofolio bisa berubah drastis dalam waktu singkat.
Oleh karena itu, investor disarankan untuk melakukan rebalancing secara rutin, misalnya dengan menjual sebagian aset yang sudah naik signifikan dan mengalihkan ke aset lain yang undervalued.
Baca Juga: 7 Tips Memulai Investasi Saham Bagi Pemula
Langkah ini membantu menjaga keseimbangan, mengurangi risiko, sekaligus memastikan strategi diversifikasi kripto tetap berjalan sesuai tujuan keuangan.
Diversifikasi dengan aset kripto bisa menjadi strategi menarik bagi investor yang ingin menambah dimensi baru dalam portofolionya.
Namun, mengingat sifatnya yang sangat spekulatif, para ahli sepakat bahwa alokasinya sebaiknya tetap terbatas, idealnya di bawah 10 persen.
Dengan strategi yang tepat mulai dari alokasi kecil, diversifikasi lintas aset kripto, penggunaan stablecoin hingga rebalancing portofolio.
Anda bisa memaksimalkan potensi kripto sekaligus meminimalkan risiko di tengah pasar yang dinamis.
Disclaimer: Artikel ini hanya informasi umum dan bukan saran atau ajakan investasi cryptocurrency. Keputusan investasi bukan tanggung jawab redaksi Poskota.