POSKOTA.CO.ID - Adanya aksi demonstrasi yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jakarta membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke level 7.830.
Tak hanya itu, penutupan harga rupiah pun turun sebesar 147 poin ke level Rp16.499.
Demonstrasi yang berujung ricuh ini dipicu oleh ketidakpuasan masyarakat atas kinerja DPR RI. Puncaknya, seorang driver ojol Affan Kurniawan tewas dilindas oleh kendaraan taktis (rantis) milik Brimob.
Insiden tersebut memantik kemarahan masyarakat dan aksi solidaritas langsung muncul di berbagai daerah.
Baca Juga: 7 Tips Memulai Investasi Saham Bagi Pemula
Sejak Kamis 28 Agustus 2025, demonstrasi terus dilakukan dan situasi saat ini masih belum kondusif.
Ekonomi Indonesia Menuju Krisis?
Banyak yang mengkhawatirkan jika situasi saat ini terus berlangsung akan merembet pada hal-hal lain, semisal konsumsi masyarakat dan tersumbatnya aktivitas ekonomi.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menyebutkan bahwa pemerintah akan terus menjaga situasi ekonomi di tengah demonstrasi.
Ia pun meyakini jika market memiliki mekanisme sendiri dalam menghadapi tekanan.
Baca Juga: Panduan Investasi Kripto untuk Pemula, Pahami Peluang dan Risikonya
“KURS dan IHSG, saya kira market punya mekanisme sendiri untuk merespon itu. Kami berharap mudah-mudahan kondusif,” ujar Susiwijono.
Harapannya kinerja perekonomian tetap terjaga di tengah ketidakstabilan sosial dan politik.
Sementara Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi memandang demonstrasi yang terjadi menimbulkan dampak negatif terhadap aktivitas perekonomian domestik.
Ia menyebutkan ketidakstabilan politik akan mempengaruhi persepsi investor dan berisiko melemah. Selain itu, stabilitas rupiah pun akan terganggu.
“Pelemahan rupiah akan meningkatkan beban impor, inflasi serta mereduksi daya beli. Faktor internal ini berpotensi menutup peluang Indonesia menikmati sinyal positif dalam ekonomi global,” ujarnya.
Daftar Instrumen Investasi Saat Krisis
Melansir dari laman Alianz ada sejumlah instrumen investasi yang dinilai aman untuk menghadapi ancaman krisis ekonomi, antara lain:
Emas
Emas menjadi aset yang dianggap cukup stabil dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi. Nilai emas cenderung naik saat alami resesi, krisis keuangan atau ketidakstabilan politik.
Selain itu, emas juga dinilai sebagai aset hedging (lindung nilai). Sehingga, instrumen investasi emas dianggap menjadi pilihan yang baik saat situasi ekonomi tak menentu.
Baca Juga: Cara Nabung Emas di Shopee, Panduan Lengkap Investasi Digital Menguntungkan
Keunggulan emas ialah aset yang dapat diperdagangkan dalam bentuk batangan, perhiasan atau ETF.
Obligasi
Instrumen ini cukup populer dan diminati karena dianggap aman dibanding instrumen keuangan lain, utamanya Surat Berharga Negara (SBN).
Berinvestasi obligasi dinilai aman karena dijami oleh undang-undang serta ada jaminan pengembalian dana 100 persen kepada investor.
Alasan lain mengapa dinilai aman karena negara memiliki kemampuan untuk membayar utangnya.
Baca Juga: Bingung Mau Beli Logam Mulia? Ini 3 Rekomendasi Merek Terbaik untuk Investasi
Selain itu, obligasi korporasi pun dianggap cukup aman dan memberikan return yang lebih tinggi. Sehingga instrumen ini dianggap sebagai aset yang menguntungkan dalam jangka panjang.
Reksa Dana
Reksa Dana termasuk dalam instrumen yang dinilai aman untuk menghadapi krisis, pasalnya pengelolaan portofolio dilakukan oleh Manajer Investasi (MI).
Kelebihan dari reksa dana ialah memiliki likuiditas tinggi, sehingga investor dapat menjual aset atau unit-nya kapan saja.
Valuta Asing (Valas)
Instrumen ini dinilai aman untuk mengahadapi krisis ekonomi, karena pasar valas adalah yang paling besar dan likuid di dunia.
Baca Juga: Tak Perlu ke Toko Emas! Begini Cara Investasi Emas di DANA
Hal ini mengartikan bahwa ada penjual dan pembeli yang siap melakukan transaksi kapan saja, sehingga menciptakan stabilitas harga serta likuiditas yang tinggi.
Valas tidak terpengaruh oleh politik atau ekonomi negara tertentu, dan dianggap lebih stabil dibanding saham atau obligasi.
Ada beberapa mata uang asing yang cukup populer dan dinilai memiliki potensi untuk investasi, yaitu:
- Dolar AS
- Euro
- Yen
Itulah informasi terkait instrumen investasi di tengah krisis ekonomi. Semoga bermanfaat.
Disclaimer: Artikel ini hanya berupa informasi umum dan bukan ajakan berinvestasi. Keputusan investasi bukan tanggung jawab redaksi Poskota.