MUI Ingatkan Warga tak Kaitkan Teror Ketuk Pintu di Pasirtanjung Bekasi dengan Hal Mistis

Selasa 19 Agu 2025, 21:12 WIB
Suasana Desa Pasirtanjung, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, pada Selasa, 19 Agustus 2025, yang viral akibat maraknya isu teror ketuk pintu. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Suasana Desa Pasirtanjung, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, pada Selasa, 19 Agustus 2025, yang viral akibat maraknya isu teror ketuk pintu. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

CIKARANG PUSAT, POSKOTA.CO.ID - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bekasi, Syaifuddin Siroj, menanggapi viralnya kasus teror ketuk pintu yang dialami warga Desa Pasirtanjung, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.

Ia menegaskan, peristiwa tersebut tidak ada kaitannya dengan hal mistis, melainkan murni ulah manusia dengan modus tertentu.

“Ketuk pintu itu nggak ada ceritanya. Kalau dalam Islam juga enggak ada. Jangan dikait-kaitkan hal-hal mistik itu berubah menjadi fisik. Enggak ada dalam Islam itu begitu. Halusinasi nanti jadinya,” ujar Syaifuddin saat dikonfirmasi, Selasa 19 Agustus 2025.

Menurutnya, mengaitkan kejadian tersebut dengan hal gaib justru berbahaya karena bisa menimbulkan sugesti negatif. Masyarakat bisa merasa resah, gelisah, hingga tidak nyaman menjalani kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Warga Pasirtanjung Bekasi Resah dengan Ketukan Pintu Misterius pada Jam 2 Dini Hari

“Padahal kenyataannya memang ada di CCTV. Itu perampok yang memang punya teknik begitu. Sama seperti modus paku di jalan raya atau lempar telur ke kaca mobil. Pernah terjadi dulu, macem-macem caranya,” jelasnya.

Syaifuddin menekankan, kasus ini harus dilihat sebagai aksi kriminalitas, bukan fenomena gaib. Menurutnya, dalam agama Islam tidak ada ceritanya setan maupun jin yang bisa melakukan kontak fisik ataupun melakukan aktivitas mencuri.

“Masa setan dan jin bisa nyolong? Enggak mungkin itu. Jadi saya mengingatkan kepada masyarakat, jangan gegabah mengaitkan dengan hal mistis. Padahal yang terjadi jelas-jelas aksi kriminal,” katanya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan lingkungan agar tidak mudah jadi korban. Misalnya dengan memperketat sistem keamanan di lingkungan sekitar.

“Pertama, secara usaha fisik, hidupkan kembali poskamling, RT, RW, dan sistem keamanan lingkungan. Kedua, bangun rasa empati antartetangga. Jika ada orang mencurigakan, warga harus tahu kemana harus melapor,” tegasnya.

Lebih lanjut, Syaifuddin juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya atau menyebarkan isu-isu yang belum jelas kebenarannya.


Berita Terkait


News Update