Pantauan di lokasi, air kolam terlihat keruh dengan tiga kedalaman berbeda (110 cm, 120 cm, dan 130 cm). Lokasi kolam hanya dua meter dari pintu masuk. Garis polisi telah dipasang di salah satu sudut kolam.
Enam saksi telah diperiksa, termasuk keluarga korban dan pihak sekolah. “Dari orang tua dan pihak terkait, berjumlah enam orang saksi yang sudah dimintai keterangan. Kami masih melakukan pemeriksaan lanjutan,” kata Wito.
Baca Juga: MUI Kota Bekasi Belum Vonis Ajaran Umi Cinta Sesat, Ini Alasannya
Kepala Sekolah SDIT Ibnul Jazari, Muhammad Unais, mengaku saat kejadian dirinya berada di kantor sekolah. Ia membenarkan kegiatan hanya diawasi dua guru pendamping perempuan, D dan I, untuk total 25 murid.
“Selama ini muat dan aman-aman saja, tidak ada problem,” ujarnya.
Menurutnya, sebelum kejadian, guru pendamping tengah mengarahkan anak-anak untuk pemanasan sehingga pandangan sempat teralihkan.
“Mungkin penglihatannya teralihkan. Mereka mendapati anak muridnya tenggelam dari anak lain. Katanya ‘Bu ada yang tenggelam,’ lalu korban langsung diangkat,” jelasnya.
Unais mengatakan proses belajar-mengajar dihentikan sementara. Ia mengaku tidak mendapat informasi penyebab pasti kematian karena keluarga menolak autopsi.
“Karena kan pihak keluarga sendiri menolak untuk dilakukan otopsi. Dari pihak rumah sakit sendiri mereka tidak menjelaskan apa-apa pada kami,” pungkasnya. (cr-3)