Ada beberapa alasan mengapa nama Risma kerap disebut sebagai calon bupati pengganti:
- Dasar Hukum yang Jelas
UU No. 23 Tahun 2014 memastikan wakil bupati otomatis menggantikan bupati jika jabatan kosong sebelum masa jabatan berakhir. - Rekam Jejak Profesional yang Kuat
Pengalaman Risma di sektor teknologi, perikanan, dan bisnis skala nasional menunjukkan kemampuannya dalam manajemen strategis. - Citra Bersih di Politik
Sebagai pendatang baru, Risma belum terseret kontroversi politik besar, berbeda dengan Sudewo yang tengah disorot KPK terkait dugaan suap proyek perkeretaapian. - Dukungan Basis Politik PKB
Keanggotaannya di PKB memberi kekuatan politik tersendiri, terutama di kalangan pemilih yang menginginkan figur baru.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Meski potensinya besar, jalan Risma untuk memimpin Pati tidak sepenuhnya mulus.
- Minim Pengalaman Politik
Sebagai politisi baru, ia belum teruji menghadapi dinamika kekuasaan dan konflik politik yang kompleks. - Bayang-Bayang Sudewo
Kedekatannya dengan Sudewo dalam Pilkada bisa memunculkan skeptisisme publik, meski ia tidak terlibat dalam kebijakan kontroversial. - Tuntutan Komunikasi Publik
Krisis PBB-P2 mengajarkan bahwa komunikasi publik yang buruk bisa memperburuk situasi. Risma perlu membuktikan kemampuannya merangkul warga.
Baca Juga: Harga dan Spesifikasi POCO F7 Tahun 2025, Cek di Sini Fitur Unggulannya
Di media sosial, terutama di platform X, nama Risma mulai dibicarakan sebagai harapan baru. Sebagian warganet memuji latar belakangnya sebagai pengusaha sukses yang relatif bersih dari skandal. Namun, ada pula yang mempertanyakan kemampuannya mengelola pemerintahan daerah di tengah situasi genting.
Kepemimpinan perempuan di tingkat kabupaten masih tergolong jarang, khususnya di Jawa Tengah. Kehadiran Risma berpotensi menjadi momentum perubahan paradigma, di mana figur perempuan dapat membawa pendekatan yang lebih humanis, kolaboratif, dan adaptif dalam memimpin daerah.
Risma memiliki kombinasi kepakaran teknis, pengalaman bisnis, dan citra segar yang jika dikelola dengan baik, dapat menjadi modal politik berharga.
Hingga 14 Agustus 2025, masa depan kepemimpinan Pati masih ditentukan oleh hasil hak angket DPRD dan perkembangan penyelidikan KPK terhadap Sudewo. Jika skenario pergantian bupati benar-benar terjadi, Risma Ardhi Chandra berada di posisi strategis untuk memimpin.
Potensinya besar, tetapi ia harus membuktikan diri mampu mengatasi tantangan politik, memulihkan kepercayaan publik, dan mengelola pemerintahan di tengah krisis. Keberhasilan atau kegagalannya akan menjadi cerminan sejauh mana Pati siap menerima wajah baru dalam kepemimpinan.