Tiga sahabat tengah berbincang di warteg, menekankan bahwa pemimpin bangsa ke depan harus mengutamakan kerendahan hati, bukan tinggi hati. (Sumber: Poskota/Arif Setiadi)

SERBA-SERBI

Obrolan Warteg:  Mari Berani Mawas Diri

Rabu 13 Agu 2025, 06:23 WIB

POSKOTA.CO.ID - Tak sedikit tokoh bangsa mengajak agar semua elite politik semakin bijaksana, cerdas, menunjukkan jiwa kenegarawanan dan menempatkan kepentingan bangsa, negara dan persatuan di atas segalanya.

Bahwa ada polemik, ada perbedaan itu adalah dinamika, tetapi kita dituntut semakin dewasa dalam memasuki 80 tahun tahun kemerdekaanya.

“Setuju , kedewasaan sangat dibutuhkan dalam membangun bangsa dan negara di semua sektor kehidupan. Kedewasaan dalam berdialog sebagai satu upaya menyelesaikan permasalahan,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.

“Kedewasaan berpolitik, kedewasaan merespons situasi yang terjadi, dewasa pula dalam menyikapi kritik. Dewasa di sini, diartikan bersikap santun, bijak, mengedepankan etik dan moral, bukan menggunakan kekuasaan dan kekuatan yang bisa berujung kepada kesewenangan,” kata Yudi.

Baca Juga: Obrolan Warteg: Membumikan Lomba Egrang

“Tumben kalian ngobrolin kedewasaan berpolitik,” kata mas Bro menimpali.

“Memang kalian nggak setuju agar para elite meningkatkan kedewasaan berpolitik,” tanay Heri.

“Ya, setuju saja. Sesuatu untuk menuju kebaikan, mengapa tidak setuju,” kata  Yudi.

“Kedewaan berpolitik berarti menjauhkan  sifat “Adigang, adigung, adiguna -  yang selalu mengandalkan kekuatan, kekuasaan dan kepintarannya.,” ujar Heri.

“Sebagai elite politik, tokoh bangsa, figur berpengaruh, pemimpin bangsa ke depan, hendaknya meneladani sifat “ ambeg utomo, andhap asor- selalu mengutamakan kerendahan hati. Bukan tinggi hati, bukan pula maunya menang sendiri,” urai mas Bro.

“Memasuki HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, hendaknya dijadikan momen untuk mawas diri, sudahkah kita ikut berkontribusi membangun negeri, atau sebaliknya berkontribusi merusak tatanan negeri?” tambah mas Bro.

Baca Juga: Obrolan Warteg: Pemimpin Bijak, Dengar Suara Rakyat

“Ini perenungan bersama yang lazim dilakukan ketika seseorang hendak bertambah usia, apa yang telah diperbuat selama ini, kebaikan atau keburukan. Lantas apa yang hendak dilakukan ke depan? Jawabnya tentu akan memperbanyak kebaikan, dengan meninggalkan segala keburukan,”  jelas Heri.

“Begitu pula dalam membangun negeri, setelah 80 tahun merdeka. Apakah kita telah berbangsa dan bernegara serta mengelola negara sesuai konstitusi, cita – cita kenegaraan, kebangsaan para pendiri negeri,” kata mas Bro.

“Apakah negara telah dikelola untuk kemaslahatan rakyat secara keseluruhan? Jawabnya boleh jadi beragam, tetapi introspeksi wajib adanya untuk tidak mengingkari sebuah realita di depan mata, demi masa depan yang lebih baik lagi, “ ujar Yudi.

“Kita sepakat mari mawas diri. Bukan saling menyalahkan, buka pula mencari – cari kesalahan orang lain. Tidak juga mencari – cari pembenaran,” harap mas Bro kepada kedua sohibnya, bung Heri dan bang Yudi. (Joko Lestari)

Tags:
politik obrolan warteg

Tim Poskota

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor