Suasana rumah berlantai dua di Perumahan Dukuh Zamrud, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, yang dijadikan sebagai tempat aktivitas keagamaan yang diduga menyimpang. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

JAKARTA RAYA

Warga Bekasi Tak Kenal Sosok Umi Cinta Pemilik Tempat Pengajian Tertutup

Selasa 12 Agu 2025, 13:45 WIB

MUSTIKAJAYA, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah orang menggeruduk rumah milik PY alias Umi Cinta di Perumahan Dukuh Zamrud, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Minggu, 10 Agustus 2025.

Tokoh agama setempat, Abdul Halim, 54 tahun, menjelaskan, aksi warga sudah melalui proses panjang. Warga disebut sudah lama menyuarakan keresahan terhadap kegiatan yang dijalankan PY.

“Sebenarnya prosesnya panjang, bukan serta-merta terjadi aksi dan unjuk rasa pada hari Minggu kemarin. Sebelumnya warga sudah lama menyuarakan keresahan mereka atas kegiatan keagamaan yang dilakukan PY di wilayah RW 12 ini,” kata Abdul saat ditemui di lokasi, Selasa, 12 Agustus 2025.

Abdul menyebut, keresahan warga memuncak setelah muncul pengakuan mantan anggota yang mengungkap praktik eksklusif di dalam kelompok tersebut.

Baca Juga: Heboh! Aktivitas Keagamaan di Bekasi Janjikan Surga Rp1 Juta

"Info dari salah satu anggota adalah iming-iming masuk surga bagi anggota yang membayar infak sebesar Rp1 juta. Tentu ini menimbulkan pertanyaan besar. Warga jadi khawatir, ada ajaran atau praktik yang menyimpang dari ajaran umum,” ujarnya.

Warga juga mengeluhkan perubahan perilaku beberapa anggota PY, seperti istri berani terhadap suaminya hingga anak yang tidak mau menuruti kemauan orang tuanya.

“Setelah ikut pengajian itu, kabarnya ada istri yang berani melawan dan mengancam cerai suaminya. Hingga anak yang menolak menuruti orang tua,” ucap dia.

Ia mengatakan, warga Dukuh Zamrud meminta kegiatan tersebut harus dihentikan, setidaknya izin resmi sudah dan terbukti tidak menyimpang.

Baca Juga: DPRD Bekasi Dorong Modernisasi Angkot Ramah Lingkungan Berbasis Aplikasi

“Kami bukan menolak pengajian, tapi menolak aktivitas yang tidak transparan, tertutup, tidak berizin lingkungan, dan sudah terbukti meresahkan. Kalau memang pengajian, silakan saja, asal terbuka dan sesuai aturan lingkungan,” tuturnya.

Pengurus RT setempat, Toto Sutarno, 53 tahun, menjelaskan, rumah itu diduga digunakan sebagai lokasi kegiatan keagaman menyimpang.

"Kalau sama Bu PY, saya sih kurang tahu persis, ya. Baru ketemu beberapa kali aja, dan dia enggak tinggal di sini. Tapi kalau pengajiannya memang eksklusif gitu dan tertutup," kata Toto

Keresahan warga sudah muncul, karena mobil jemaah yang terparkir sembarangan, perubahan perilaku anggota, hingga adanya pengakuan jemaah diiming-iming masuk surga membayar infak Rp1 juta. Menurutnya, jemaah datang dari luar daerah.

Baca Juga: Kota Bekasi Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Voli Porprov XV/2026 Jawa Barat

"Akhirnya kan, sama warga setempat itu bentrok. Jadi ada warga yang mengingatkan, tolong parkirnya jangan begini. Tapi pihak dia enggak terima ditegur gitu," katanya.

Toto menyebut, jemaah pengajian PY beragam, mulai anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga lansia. Total jemaah sekitar 70 orang.

"Di dalam itu semuanya bercampur. Ada anak kecil, remaja, bapak-bapak, dan ibu-ibu. Dan itu bukan cuma warga sini, ada juga warga luar," ujarnya.

Sementara itu, pengajian tersebut tidak ada mengantongi izin lingkungan, sehingga warga meminta PY untuk mengurusnya terlebih dahulu. Namun, imbauan itu tidak dipatuhi.

Baca Juga: Sambut HUT ke-80 RI, Pemkot Bekasi Bagikan 11 Ribu Bendera Merah Putih

"Dari hasil rapat kemarin, sebenarnya kami hanya meminta adanya izin lingkungan, tolong dibuat dulu itu. Kalau sudah ada izin dari kanan-kiri, silahkan saja. Kami enggak keberatan. Tapi ternyata tidak dijalankan," tegas Toto.

PY diketahui menempati rumah tersebut bersama suaminya sekitar dua tahun terakhir. Namun, rumah tersebut lebih sering digunakan untuk kegiatan keagamaan setiap akhir pekan, mulai pukul 05.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Toto menilai, sejak adanya pengajian tersebut, suasana lingkungan menjadi kurang kondusif.

"Namanya hidup bertetangga kan, satu sama lain harus tahu. Dan kami juga udah enggak nyaman, seperti itu. Dengan penambahan warga baru yang sekarang banyak, suasananya semakin tidak kondusif," ujarnya. (CR-3)

Tags:
pengajian sesatBekasi

Tim Poskota

Reporter

Febrian Hafizh Muchtamar

Editor