Pemprov Jakarta Ingatkan Peran Keluarga Usai Roblox Dilarang karena Unsur Kekerasan

Senin 11 Agu 2025, 11:59 WIB
Ilustrasi game Roblox. (Sumber: Roblox)

Ilustrasi game Roblox. (Sumber: Roblox)

JAKARTA, POSKOTA.CO.IDPemprov Jakarta melalui Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI menegaskan pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter anak.

Hal ini disampaikan usai pemerintah pusat melarang anak-anak bermain gim Roblox karena dianggap mengandung unsur kekerasan.

"Kita ketahui bahwa keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak," kata Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, Iin Mutmainnah, Senin, 11 Agustus 2025.

Baca Juga: Game Roblox Dinilai Berbahaya, Wamendukbangga Minta Orang Tua Ajak Anak Aktivitas di Luar Ruangan

Menurutnya, penerapan delapan fungsi keluarga menjadi kunci agar anak memiliki bekal nilai agama, teladan positif, dan pendidikan yang efektif sejak dini.

"Jadi ketika seorang anak tumbuh di lingkungan keluarga yang menanamkan nilai agama, memberi contoh baik dan teladan serta memberikan pendidikan yang efektif, akan menjadikan seorang anak tumbuh kembang dengan baik dan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya," ujar Iin.

Iin mengakui, di era keterbukaan informasi dan globalisasi, orang tua tidak bisa sepenuhnya membatasi arus informasi.

"Yang bisa dilakukan adalah membekali anak-anak dengan ilmu dan iman takwa," ucapnya.

Baca Juga: Kapan Larangan Main Roblox Berlaku? Ini Fakta dan Imbauan Resmi Pemerintah

Ia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi, edukasi, dan kampanye positif demi mendukung tumbuh kembang anak di lingkungan yang sehat.

"DPAPP di sini sesuai tanggung jawab dan kewenangan akan terus memberikan sosialisasi, edukasi, dan kampanye positif," kata Iin.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti melarang anak-anak bermain Roblox lantaran dinilai mengandung unsur kekerasan.

"Kalau main HP tidak boleh menonton kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek-jelek, jangan nonton yang tidak berguna ya. Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya, karena itu tidak baik ya," ujar Mu’ti.

Ia menilai murid SD belum sepenuhnya mampu membedakan adegan nyata dan rekayasa. (cr-4)


Berita Terkait


News Update