POSKOTA.CO.ID - Media sosial belakangan diramaikan dengan istilah performative male, terutama di kalangan Gen Z. Fenomena ini menunjuk pada laki-laki yang terlihat sangat peduli pada isu-isu progresif seperti feminisme, seni, dan kesehatan mental, namun dianggap hanya sekadar untuk pencitraan.
Banyak yang mempertanyakan: apakah ketertarikan mereka tulus, atau hanya bagian dari pembentukan citra semata?
Salah satu momen yang memicu viralnya istilah ini adalah kemenangan Kinara, putra penulis ternama Dee Lestari, dalam kontes "Performative Male Contest" di Taman Langsat, Jakarta, pada Sabtu, 2 Agustus 2025.
Kiprah Kinara di media sosial X langsung menjadi sorotan, dengan banyak netizen menganggapnya sebagai contoh sempurna dari tren ini.
Baca Juga: Jefri Nichol Kalah TKO 38 Detik dari El Rumi, Isyaratkan Pensiun Tinju dan Fokus ke MMA
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan performative male? Istilah ini awalnya muncul sebagai sindiran halus terhadap laki-laki yang terlihat "woke" di permukaan, namun dianggap tidak memiliki kedalaman pemahaman atas isu-isu yang mereka angkat.
"Sebenarnya istilah ini digunakan sebagai bentuk sindiran bagi pria yang dari luar terlihat berwawasan, tapi sebaliknya hanya mencari pujian saja," jelas seorang pengamat budaya populer.
Apa Itu Performative Male?
Istilah ini merujuk pada pria yang bertindak, berperilaku, atau menunjukkan minat tertentu, seperti feminisme, seni, atau isu sosial, untuk menarik perhatian atau mendapatkan pengakuan.
Sebenarnya istilah ini digunakan sebagai bentuk sindiran bagi pria yang dari luar terlihat berwawasan, tapi sebaliknya hanya mencari pujian saja.
5 Ciri Performative Male
- Persona yang Sangat Dikurasi
Gaya mereka biasanya terlihat effortless namun estetik: kemeja vintage, totebag putih, celana longgar, dan aksesoris unik seperti gantungan kunci Labubu.