POSKOTA.CO.ID - YouTuber sekaligus pegiat pendidikan, Jerome Polin, menyampaikan kritik terbuka kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait rendahnya gaji guru dan dosen di Indonesia.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Jerome menegaskan bahwa visi Indonesia Emas 2045 akan sulit tercapai jika kesejahteraan tenaga pendidik tidak menjadi prioritas utama pemerintah.
Jerome merespons pernyataan Sri Mulyani yang sebelumnya mengakui bahwa gaji guru masih menjadi tantangan bagi keuangan negara.
Menurutnya kualitas pendidikan sangat bergantung pada pengajarnya, sehingga memberikan gaji yang layak bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan.
Baca Juga: 15 Link Download Template ID Card Panitia 17 Agustus 2025: Desain Terbaru, Gratis, dan Editable
"Kalau mau pendidikan maju, gurunya harus sejahtera dulu. Kalau anggaran terbatas, ya potong dari pos lain yang kurang prioritas," tulis Jerome.
Jerome berpendapat bahwa untuk menarik talenta terbaik menjadi guru, pemerintah harus memberikan gaji yang kompetitif.
Ia menilai investasi terbesar suatu negara adalah pada sumber daya manusianya, yang dimulai dari pendidikan berkualitas.
Oleh karena itu, anggaran pendidikan sebaiknya ditingkatkan, meskipun harus mengorbankan pos lain yang dinilai kurang mendesak.
Baca Juga: Tanggung Jawab Guru di Ranah Ilmu Pengetahuan: Panduan Lengkap Sesuai Kode Etik Nasional
Jerome juga menyinggung fenomena brain drain, di mana banyak lulusan cerdas Indonesia memilih bekerja di luar negeri karena imbalan yang lebih besar.
Menurutnya gaji guru di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan profesi lain di luar negeri yang bisa menawarkan Rp10–20 juta per bulan.
"Banyak lulusan pintar kita memilih kerja di luar negeri, seperti di Australia, karena pendapatan mereka bisa mencapai Rp10–20 juta per bulan. Bandingkan dengan gaji guru di Indonesia yang masih jauh di bawah itu," ujar Jerome.
Tanggapan Warganet dan Realita di Lapangan
Pernyataan Jerome mendapat dukungan luas dari masyarakat. Banyak warganet mengungkapkan pengalaman pribadi atau keluarga yang berprofesi sebagai guru dan merasakan sulitnya bertahan hidup dengan gaji yang ada saat ini.
Meski demikian, ada pula yang mengingatkan agar pemotongan anggaran di sektor lain dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengorbankan program penting lainnya.
Baca Juga: Resmi! Tunjangan Insentif Rp2,1 Juta untuk Guru Honorer di Jawa Tengah Segera Cair
Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menunjukkan bahwa gaji guru honorer di sejumlah daerah masih berada di bawah Upah Minimum Regional (UMR).
Sementara itu, guru PNS pada masa kerja awal juga sering kali mengeluhkan gaji yang tidak mencukupi kebutuhan hidup, khususnya di kota besar.
Pemerintah sebenarnya telah berupaya meningkatkan kesejahteraan guru melalui program sertifikasi dan tunjangan profesi.
Namun kebijakan tersebut dinilai belum merata dan belum cukup signifikan untuk mendorong generasi muda masuk ke dunia pendidikan.
Pentingnya Reformasi Sektor Pendidikan
Jerome menekankan bahwa reformasi besar-besaran di sektor pendidikan adalah langkah mendesak jika Indonesia ingin bersaing di kancah global.
Hal ini termasuk memperbaiki skema gaji guru, memeratakan distribusi tenaga pendidik, serta menyediakan fasilitas pendukung pembelajaran.
Visi Indonesia Emas 2045 menargetkan Indonesia menjadi negara maju tepat saat perayaan 100 tahun kemerdekaan. Salah satu pilar utama visi tersebut adalah pendidikan berkualitas.
Menurut Jerome, negara-negara yang sukses memprioritaskan guru sebagai profesi strategis selalu menempatkan kesejahteraan pendidik di garda terdepan.
"Negara lain bisa maju karena mereka menghargai guru sebagai profesi penting. Kalau kita mau bersaing, kita juga harus melakukan hal yang sama," tegasnya.
Dengan semakin besarnya sorotan publik terhadap isu gaji guru, desakan kepada pemerintah untuk menempatkan kesejahteraan tenaga pendidik sebagai prioritas tampaknya akan terus menguat.
Tantangan ke depan adalah memastikan adanya kebijakan nyata yang tidak hanya bersifat wacana, melainkan benar-benar meningkatkan kualitas hidup para guru dan dosen di seluruh Indonesia.