Jangan Takut Memulai dari Nol, Begini Motivasi dari Timothy Ronald

Minggu 10 Agu 2025, 15:41 WIB
Ilustrasi waktu dan uang. (Sumber: PxHere)

Ilustrasi waktu dan uang. (Sumber: PxHere)

POSKOTA.CO.ID – Timothy Ronald memulai kisahnya dengan pengalaman yang jarang dialami anak muda pada umumnya.

“Ketika gua umur 19 tahun, gua negosiasi depan muka dengan private equity investor nomor satu di Indonesia. Gua negosiasi valuasi perusahaan gua sendiri yang dia mau beli share-nya dari gua,” ujarnya, dikutip dari kanal YouTube miliknya.

Pada usia yang sangat muda itu, Timothy sudah memimpin sebuah perusahaan besar dengan 130 karyawan.

“Pakai entitasnya, di gua jadi nahkoda dari kapal itu isinya 130 orang. Di umur 20 tahun, gua punya 130 karyawan,” kenangnya.

Baca Juga: Pentingnya Menaklukan Semua Proses untuk Meraih Kesuksesan, Timothy Ronald Bandingkan dengan Monster, Begini Penjelasannya

Namun, perjalanan tersebut tidak selalu mulus. Dari ratusan orang yang pernah bekerja bersamanya, hanya tersisa 15 orang yang tetap setia hingga kini. Bahkan, salah satu di antaranya masih menjadi editor video untuk kontennya sekarang.

Tidak semua kerja sama membawa hasil manis. Timothy mengakui pernah memilih partner yang salah.

“Gua ketemu partner yang salah yang cuma bisanya pencitraan tapi hasil nol besar sampai sekarang semua orang sekarang tahu akhirnya,” ungkapnya.

Saat itu, ia berada dalam posisi di mana investor dianggap seperti “bos” bagi operator perusahaan.

Baca Juga: Menekan Gaya Hidup demi Investasi: Cara Timothy Ronald Mengatur Keuangan

“Kalau dipanggil investor harus datang segala macam,” tambahnya.

Perubahan besar terjadi hanya dalam empat tahun. Timothy kini menjadi partner di sebuah perusahaan yang ia yakini akan merevolusi dunia keuangan.

“Yang tadinya adalah investor, sekarang levelnya sejajar partner dalam waktu 4 tahun. Itu kenapa? Karena reputasi dan skill yang gua punya. Gua enggak takut mulai semuanya dari nol,” tegasnya.

Timothy menekankan bahwa orang-orang hebat tidak takut memulai dari awal, bahkan setelah mencapai kesuksesan besar. Ia mencontohkan Elon Musk, yang setelah menjual PayPal memilih mempertaruhkan hampir seluruh hartanya pada tiga proyek besar: SolarCity, Tesla, dan SpaceX.

Baca Juga: Pendidikan sebagai Fondasi Pembangunan Ekonomi Menurut Timothy Ronald

“Elon Musk setelah dia jual PayPal, dia yang jadi gembel lagi tidur di sofa. Duitnya ditaruh di tiga tempat. Satu itu SolarCity, kedua Tesla, ketiga SpaceX. Dia tidur di sofa lagi,” cerita Timothy.


Berita Terkait


News Update