Lebih dari dua dekade mengangkut sampah, Maat bertahan karena sulit mencari pekerjaan lain. Dia juga masih memulung untuk menambah penghasilan.
"Kalau saya pikir, itu udah cukup ya. Yang penting saya menikmati ini. Dan keluarga saya semuanya sehat," ucapnya.
Tantangan di lapangan tak ringan: fisik menurun, cuaca ekstrem, hingga volume sampah yang tak pernah berhenti.
"Yang namanya manusia ya, kadang-kadang sehat, kadang sakit. Terus juga kalau musim hujan, saya tetap terjang terus. Yang penting saya sehat," katanya sambil mengangkat karung berisi sampah.
Baca Juga: Pemilik Bengkel Vespa di Bekasi Tipu 66 Orang, Kerugian Capai Rp2 Miliar
Maat mengaku tak pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Bantuan justru datang dari warga, terutama saat Lebaran.
"Kalau bantuan dari pemerintah sampai saat ini saya belum pernah terima. Paling dari warga yang sampahnya saya angkut aja. Mereka kadang suka ngasih sembako apalagi kalau mau momen lebaran," ujarnya.
Dia pun berpesan kepada warga, khususnya di bantaran kali.
"Pokoknya di mana pun masyarakat berada, jangan buang sampah di pinggir kali," tegasnya. (cr-3)