JATISAMPURNA, POSKOTA.CO.ID – Disdukcapil Kota Bekasi mengungkapkan bahwa hampir setiap minggu ada laporan penipuan berkedok KTP digital.
Modusnya, pelaku mengirimkan tautan dari nomor tak dikenal untuk mencuri data pribadi hingga informasi finansial warga.
“Sepanjang ini laporannya hampir setiap minggu masuk ke kami. Ada yang konfirmasi sebelum kejadian, jadi bisa kami antisipasi. Walaupun memang ada juga beberapa yang mengatakan sudah kebobolan,” ujar Kepala Disdukcapil Kota Bekasi, Taufiq Rachmat, saat ditemui di kantornya, Jumat, 8 Agustus 2025.
Taufiq menjelaskan, pihaknya sudah mengantisipasi modus ini sejak Mei lalu. Masyarakat diminta tidak mudah percaya pada tautan atau telepon yang mengatasnamakan Disdukcapil.
Baca Juga: Warga Bekasi Tertipu Aplikasi KTP Digital Palsu, Rp66 Juta di Rekening Raib
“Ini sudah kami sampaikan jauh-jauh hari. Pihak Dukcapil itu tidak pernah melakukan pelayanan secara privat. Layanan sifatnya pelaporan langsung yang diakses masyarakat ke pihak Dukcapil,” tegasnya.
Ia menegaskan, aplikasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) resmi hanya bisa diunduh melalui App Store atau Play Store. Aktivasi pun wajib melalui petugas resmi.
“Tidak ada aplikasi IKD yang dibuka lewat link. Mekanismenya resmi, unduh aplikasi, input biodata, foto selfie, lalu bertemu operator. Setelah itu QR dipindai, dan tautan aktivasi dikirim ke email,” jelasnya.
Taufiq memastikan pelaku yang menguras rekening warga bukan bagian dari Disdukcapil Bekasi. Ia menduga kuat aksi ini merupakan phishing melalui tautan palsu dan akses jarak jauh ke ponsel korban.
Salah satu korban, Adrian, 32 tahun, warga Jatisampurna, kehilangan Rp66 juta setelah mengikuti instruksi pelaku yang mengaku dari Disdukcapil Bekasi.
Baca Juga: Disdukcapil Bekasi Bantah Terlibat Penipuan KTP Digital Rp66 Juta
Ia diminta mengunduh aplikasi dari tautan digitalktp.online.
“Iya betul, ada nomor yang mengaku dari Disdukcapil Bekasi. Pelaku meminta untuk cek aplikasi KTP digital, saya cek dan benar data tidak ditemukan,” kata Adrian.
Adrian kemudian diminta memindai wajah, sidik jari, serta membuat ulang PIN dan kata sandi yang sama dengan mobile banking miliknya. Tak lama, saldo di rekeningnya raib.
“Apps-nya kalau dari ikon persis seperti yang dari Disdukcapil, jadi saya tidak langsung curiga,” ujarnya. (cr-3)