POSKOTA.CO.ID - Sebagai guru IPA di SMP, saya menyadari bahwa setiap siswa memiliki cara belajar yang unik.
Suatu ketika, saat mengajar materi "Sistem Pencernaan," saya menemukan bahwa beberapa siswa cepat memahami konsep abstrak, sementara yang lain membutuhkan pendekatan visual atau praktik langsung.
Dari situ, saya mulai merancang pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan beragam tersebut.
Langkah-Langkah Perencanaan:
- Identifikasi Kebutuhan Siswa
Saya menggunakan tes diagnostik dan observasi untuk mengelompokkan siswa berdasarkan:
Baca Juga: Gagal UKIN di PPG 2025? Begini Cara Cek Remedial dan Langkah Perbaikannya
- Kemampuan kognitif (tinggi, sedang, rendah).
- Gaya belajar (visual, auditori, kinestetik).
Misalnya, beberapa siswa lebih mudah paham dengan diagram, sementara yang lain perlu eksperimen langsung.
- Diferensiasi Konten dan Proses
- Kelompok Mahir: Saya berikan tantangan seperti menganalisis gangguan sistem pencernaan dan presentasi solusi.
- Kelompok Sedang: Mereka bekerja dengan LKPD berbantuan gambar organ dan fungsi, dilengkapi diskusi kelompok.
- Kelompok yang Butuh Dukungan: Saya gunakan model 3D sistem pencernaan dan simulasi sederhana (misalnya: "jalankan makanan" melalui pipa sebagai usus).
- Penilaian Fleksibel
Saya menyusun rubrik berbeda:
- Kelompok mahir dinilai berdasarkan kedalaman analisis, sedangkan kelompok lain dinilai dari pemahaman konsep dasar dan partisipasi.
Hasil dan Refleksi
Pembelajaran ini membuat siswa lebih termotivasi karena tugas sesuai kemampuan mereka. Siswa yang biasanya pasif menjadi antusias ketika diberikan alat peraga.
Tantangannya adalah waktu persiapan yang lebih lama, tetapi hasilnya sepadan semua siswa mencapai kompetensi minimal dengan cara yang bermakna bagi mereka.