KEMAYORAN, POSKOTA.CO.ID - Kondisi Pasar Ikan Hias Jakarta Pusat yang kini berlokasi di Lokasi Sementara (Loksem) Gunung Sahari, Kemayoran, kian memprihatinkan.
Dari 88 kios yang tersedia, hanya sebagian kecil yang masih beroperasi. Sepinya pengunjung membuat banyak pedagang memilih kembali ke kampung halaman, hingga banting setri menjadi sopir ojek online (ojol).
Koordinator Pasar Ikan Hias Jakarta Pusat, Tabrani menyampaikan, situasi tersebut mulai memburuk sejak para pedagang dipindahkan dari lokasi awal mereka di Jalan Kartini Raya pada 2014.
"Kalau di sini 88 kios, tapi yang buka cuma sebagian. Karena sepi, banyak yang pulang kampung dulu. Ada juga yang jadi ojek online sekaligus dagang," kata Tabrani saat ditemui Poskota, Rabu, 6 Agustus 2025.
Baca Juga: FPPJ: Relokasi Pasar Barito demi Penataan Kawasan dan Ruang Publik
Menurut Tabrani, turunnya minat pembeli disebabkan beberapa faktor, seperti pergeseran pola belanja masyarakat ke platform online yang dinilai lebih praktis dan murah.
"Online itu memang jadi saingan berat. Pembeli sekarang maunya yang gampang, tinggal klik, harga lebih murah. Di sini kami susah bersaing karena ada biaya-biaya yang harus ditanggung pedagang," ujarnya.
Selain itu, persaingan dengan pasar ikan hias lain seperti di Jatinegara juga turut menyumbang sepinya pengunjung. Ditambah lagi, akses menuju lokasi Gunung Sahari kurang strategis.
"Dulu waktu masih di Kartini Raya akses dua arah, enak. Sekarang di Gunung Sahari, akses satu arah. Belum lagi jalan yang ditutup dekat rel kereta. Kalau akses itu dibuka lagi, kami yakin pembeli bisa balik rame kayak dulu," tuturnya.
Baca Juga: Asus Zenfone Meredup, Asus Gagal Adaptasi? Ini Penyebab Dominasi Pasar Bergeser ke Merek Lain
Ia berharap, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dapat memberi solusi konkret agar roda usaha para pedagang di kawasan itu kembali berputar.