Game Roblox Dilarang untuk Anak, Pemerintah Siap Blokir Jika Terbukti Ada Kekerasan

Rabu 06 Agu 2025, 12:46 WIB
Kemenag dan Kemendikbud keluarkan larangan main Roblox untuk anak SD. Game ini disebut picu kekerasan dan dampak negatif. Orang tua wajib baca. (Sumber: Roblox)

Kemenag dan Kemendikbud keluarkan larangan main Roblox untuk anak SD. Game ini disebut picu kekerasan dan dampak negatif. Orang tua wajib baca. (Sumber: Roblox)

POSKOTA.CO.ID - Pemerintah melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti secara tegas melarang anak-anak, khususnya siswa Sekolah Dasar (SD), bermain game Roblox.

Larangan ini disampaikan menyusul kekhawatiran akan dampak negatif konten kekerasan dalam game tersebut terhadap perkembangan psikologis dan perilaku anak.

"Main HP boleh, tapi tidak boleh lama-lama ya. Tidak boleh menonton yang (menampilkan) kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek jangan nonton," tegas Mu’ti dalam keterangannya, Senin, 4 Agustus 2025.

Larangan ini muncul setelah Mu’ti mendengar sejumlah siswa menyebut nama Roblox dalam sebuah acara. Ia pun langsung merespons dengan tegas: "Tadi yang blok, blok tadi itu jangan main yang itu karena itu tidak baik ya."

Baca Juga: 5 Pilihan Game Roblox yang Terbaik untuk Dimainkan, Simulasi hingga Survival yang Wajib Dicoba

Anak Rentan Meniru Adegan Kekerasan

Mu’ti menjelaskan bahwa anak-anak, terutama usia SD, belum memiliki kemampuan kognitif yang cukup untuk membedakan antara dunia nyata dan rekayasa digital. Akibatnya, mereka cenderung meniru adegan-adegan yang dilihat dalam game, termasuk tindakan kekerasan.

"Dengan tingkat kemampuan mereka yang memang masih belum cukup itu, kadang-kadang mereka meniru apa yang mereka lihat. Sehingga karena itu kadang-kadang praktek kekerasan yang ada di berbagai game itu memicu kekerasan di kehidupan sehari-hari anak-anak," paparnya.

Ia memberi contoh sederhana: "Misalnya mohon maaf ya, kalau di game itu dibanting, itu kan tidak apa-apa orang dibanting di game. Kalau dia main dengan temennya, kemudian temennya dibanting, kan jadi masalah."

Risiko Kesehatan dan Mental Anak

Selain dampak psikologis, Mu’ti juga mengingatkan risiko kesehatan akibat terlalu lama bermain gadget. Kebiasaan ini dapat memicu gaya hidup sedentari (malas gerak) yang berbahaya bagi perkembangan motorik anak.

"Karena kebanyakan main game itu jadi (membuat) mager (malas gerak). Kalau kebanyakan mager itu, motoriknya kurang bergerak, peredaran darahnya kurang lancar, dan mereka kemudian jadi anak yang emosional," ujarnya.

Baca Juga: Resep Pizza di Grow a Garden Roblox Intip Selengkapnya di Sini!

Orang Tua Diminta Lebih Aktif Mendampingi


Berita Terkait


News Update