Timothy bahkan mengingat dengan jelas momen-momen krusial dalam sejarah investasi Buffett, seperti ketika perusahaannya, Berkshire Hathaway, mengalami masa sulit pada awal 2000-an:
“Bahkan Berkshire letter-nya tahun 2001, gua ingat banget dia mulai pesimis, kan. Dua tahun dia minus, dia kalah tuh sama S&P. Gua ingat semuanya kayak photographic memory di atas kepala gua.”
Baca Juga: Cara Dapat Uang Rp100 Juta Pertama untuk Pemula dari Timothy Ronald
Menggali Sumber Langsung
Timothy juga menjelaskan bahwa proses belajarnya dimulai dari sumber langsung:
“Yang dari direct source-nya, pertama itu gua telan semua yang direct dari dia, yang dari mulut dia, dari tangan dia, gua telan semua.”
Setelah itu, barulah ia membaca referensi dari pihak ketiga seperti buku-buku biografi, termasuk The Snowball yang terkenal, untuk memperluas pemahaman.
Modeling bukan hanya berlaku untuk dunia investasi. Timothy menegaskan bahwa setiap bidang punya tokoh suksesnya masing-masing.
Baca Juga: Hidup Kamu Masih Berantakan? Coba Terapkan Aturan Seperti Timothy Ronald Ini
“Lu kalau mau jadi investor yang paling jago, lu model Warren Buffett. Kalau lu mau jadi pengusaha software paling jago, lu model Larry Ellison yang bikin Oracle.”
Ia juga mengingatkan agar kita tidak hanya memilih role model yang “standar” atau populer saja, tapi benar-benar mencari figur terbaik di industri yang ingin kita dalami.