Tawuran Masih Jadi Momok Warga Jakarta dan Sekitarnya

Senin 28 Jul 2025, 19:34 WIB
Ilustrasi tawuran. (Sumber: Poskota)

Ilustrasi tawuran. (Sumber: Poskota)

MATRAMAN, POSKOTA.CO.ID - Tawuran antarwarga di kawasan Matraman, Jakarta Timur, menjadi momok yang meresahkan masyarakat.

Meski tidak terjadi setiap hari, insiden tawuran kerap mewarnai momen tertentu seperti bulan Ramadan atau perayaan tahun baru. Hal ini diungkapkan oleh seorang warga setempat, Lukman Nur Hakim, 25 tahun.

"Sebelum kasus di Pisangan Baru, pernah ada tawuran sore hari yang sangat mengganggu warga sekitar," keluh Lukman kepada Poskota, Senin, 28 Juli 2025.

Menurut Lukman, dampak tawuran tidak hanya mengganggu ketenangan, tetapi juga berpotensi merugikan perekonomian lokal.

Salah satu contoh nyata adalah usulan penutupan permanen pintu penyeberangan kereta antara Kayu Manis dan Palmeriam akibat tawuran di kedua wilayah tersebut.

Baca Juga: DPRD Dukung Pemprov Jakarta Bentuk Satgas Penanggulangan Tawuran

Penutupan akses ini, lanjut Lukman, dapat menyulitkan warga yang biasa melintasi jalur tersebut

"Akses hanya akan tersisa di Pramuka atau Pondok Jati. Ini bisa menghambat roda perekonomian, seperti lahan parkir yang tidak bisa digunakan dan ojek pangkalan yang kehilangan penghasilan," kata Lukman.

Meski bersyukur tidak pernah menjadi korban, ia mengaku pernah terlibat sebagai pelaku. Alasannya sederhana, karena budaya di sekitar Matraman atau mungkin di wilayah Jakarta lainnya.

Tawuran sering berawal dari konflik kecil, seperti anak-anak yang bertengkar saat bermain bola. Konflik tersebut kemudian meluas, melibatkan kakak atau bahkan orang tua dari anak-anak tersebut.

"Tawuran dianggap simbol kejantanan dan cara terakhir menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan secara baik-baik. Konflik kecil meluas, melibatkan kakak atau bahkan orang tua dari anak-anak tersebut," ucap Lukman.


Berita Terkait


News Update