Kisah Perjalanan Timothy Ronald: Dari Pedagang Sedotan hingga Jadi Raja Kripto Indonesia

Minggu 27 Jul 2025, 08:22 WIB
Potret Timothy Ronald. (Sumber: Instagram/@timothyronald)

Potret Timothy Ronald. (Sumber: Instagram/@timothyronald)

Keberaniannya mendalami Bitcoin sejak 2016 juga membuahkan hasil. Dari Rp290 juta modal awal, aset Bitcoin-nya kini melesat menjadi lebih dari Rp1,7 miliar. Di sinilah nama Timothy mulai diperhitungkan di kalangan investor muda dan komunitas kripto Indonesia.

Timothy dan Jejak di Dunia Saham

Tak berhenti di kripto, Timothy juga mengalokasikan dana investasinya ke saham. Ia membeli saham BRI (BBRI) di harga 2.100 dan Bank Jago (ARTO) di harga 300 rupiah, jauh sebelum kedua saham ini jadi pembicaraan umum. Dalam dunia investasi, ini disebut sebagai insting tajam plus keberanian.

Timothy juga menjadi salah satu investor termuda di Holywings Group, pemilik 52 outlet F&B dan hiburan terbesar di Indonesia. Bahkan, ia terlibat dalam kepemilikan H Club SCBD, klub malam terbesar se-Asia Tenggara.

Panggung Lain: Olahraga dan Filantropi

Meskipun tajir dan sibuk, Timothy tak lupa akar dan misinya. Ia dikenal sebagai co-owner Bumi Borneo Basketball, klub basket profesional di Indonesia. Namun, misi terbesarnya justru bukan di lantai dansa atau pasar modal, melainkan di pelosok negeri.

Dengan filosofi “Give Back” yang ia pegang teguh, Timothy ingin mendirikan 1.000 sekolah gratis untuk anak-anak kurang mampu di pelosok Indonesia. Saat ini, lima sekolah sudah berhasil dibangun di Lombok, Sumba, Kupang, dan Blitar. Ini bukan mimpi, ini kerja nyata.

Baca Juga: Beredar Surat Putusan Cerai Aryo Disa dan Ruce Nuenda, Netizen Serbu Akun TikTok dan Instagram-nya

Mengapa Sosok Timothy Menarik Bagi Generasi Muda?

Karena Timothy adalah kombinasi yang langka:

  • Ia sukses tapi tidak sombong.
  • Kaya tapi mau berbagi.
  • Santai tapi penuh visi.

Ia juga berani berbeda, menggunakan gaya bahasa santai dan kadang kontroversial dalam menyampaikan ilmu keuangan. Tapi justru di situlah kekuatannya. Ia menyederhanakan yang rumit, menjadikan literasi keuangan sebagai hal yang dekat, bukan elit.

Dari menjual pomade gagal, hingga menjadi investor puluhan miliar, kisah Timothy Ronald bukan soal uang semata. Ini soal ketekunan, keberanian mencoba, dan komitmen untuk berdampak. Ia tidak sempurna, bukan pula manusia super. Tapi justru karena itu, kisahnya terasa nyata.

Bagi anak muda Indonesia yang sering kali gamang, kisah Timothy bisa jadi pelita:
Bahwa kesuksesan bisa dimulai dari ide sederhana, kemauan belajar, dan mimpi yang besar.

Jika Anda butuh inspirasi nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, bukan kisah dongeng atau teori belaka, kisah Timothy Ronald adalah jawabannya.


Berita Terkait


News Update