“Kalau gue nggak punya uang, gue bakal jual jasa,” ujarnya.
Menurutnya, menjadi freelancer di platform seperti Fiverr, Upwork, atau bahkan menawarkan jasa di Instagram bisa jadi pilihan.
Kemampuan seperti desain grafis, copywriting, editing video, atau bahkan sekadar menjadi admin sosial media bisa dikapitalisasi sejak hari pertama.
Baca Juga: Timothy Ronald Soroti Perbedaan Cara Orang Kaya dan Miskin dalam Mengelola Uang, Simak Penjelasannya
2. Mengandalkan Ilmu dan Pengalaman Sebagai Modal Utama
Yang menarik dari rencana Timothy adalah pemahamannya bahwa pengalaman dan ilmu jauh lebih bernilai daripada sekadar modal uang.
Ia mencontohkan bagaimana dirinya bisa memanfaatkan wawasan digital marketing, manajemen konten, dan psikologi pasar untuk membangun sesuatu dari bawah.
“Gue bakal mulai dari personal branding. Bangun akun TikTok atau Instagram, kasih value, kasih solusi buat orang. Dari sana baru jualan,” jelasnya.
Strategi ini berangkat dari prinsip bahwa audiens adalah aset jangka panjang.
Ketika kepercayaan terbentuk, peluang monetisasi akan datang, entah dalam bentuk endorsement, produk digital, atau konsultasi.
3. Pilih Industri yang Cepat dan Fleksibel
Raja Kripto itu juga tidak sembarangan memilih bidang untuk memulai ulang.
Ia menyarankan, agar orang yang memulai dari nol memasuki industri yang tidak butuh banyak modal, seperti edukasi online, digital produk, jasa kreatif, atau dropshipping.
“Gue gak bakal buka restoran atau bisnis fisik yang mahal,” katanya.