Menurut Timothy, bunga tinggi dari utang konsumtif menjadi hambatan besar dalam mencapai kebebasan finansial.
"Selama kita masih membayar bunga konsumtif, kita bekerja bukan untuk diri sendiri, tapi untuk lembaga keuangan," ujarnya.
Membebaskan diri dari utang konsumtif berarti membuka ruang untuk pengelolaan keuangan yang lebih sehat dan produktif.
3. Bangun Dana Darurat
Dana darurat adalah jaring pengaman saat menghadapi situasi tak terduga. Timothy menyarankan besaran dana darurat setara dengan 6 hingga 12 kali pengeluaran bulanan, tergantung situasi dan stabilitas pekerjaan masing-masing individu.
Penyisihan dana ini dilakukan secara bertahap, misalnya melalui transfer otomatis dari pendapatan ke rekening terpisah.
Tujuannya adalah menciptakan ketenangan pikiran dalam menghadapi risiko hidup, seperti PHK atau biaya medis mendadak.
Baca Juga: Apa Sebenarnya Usaha Timothy Ronald? Ini Faktanya
4. Investasikan 20 Persen dari Penghasilan
Setelah fondasi keuangan terbentuk, Timothy menyarankan mengalokasikan minimal 20 persen penghasilan untuk investasi.
Untuk pemula, ia merekomendasikan instrumen berisiko rendah seperti reksa dana indeks atau saham blue-chip.
"Tujuannya adalah membangun portofolio jangka panjang yang stabil dan terdiversifikasi," jelasnya.
Investasi dilakukan dengan pendekatan jangka panjang, bukan spekulatif, serta berdasarkan pemahaman yang cukup agar risiko dapat diminimalkan.
5. Siapkan Dana Pendidikan Anak
Bagi yang telah berkeluarga, dana pendidikan anak menjadi prioritas. Mengingat tingginya laju inflasi biaya pendidikan, Timothy menyarankan untuk mempersiapkan sejak dini melalui instrumen seperti deposito, reksa dana, atau tabungan berjangka.