Pedagang Pasar Kramat Jati Jaktim Bertahan Meski Sepi Pengunjung

Kamis 24 Jul 2025, 13:54 WIB
Suasana sepi pembeli di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, 24 Juli 2025. (Sumber: Poskota/Muhammad Tegar Jihad)

Suasana sepi pembeli di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, 24 Juli 2025. (Sumber: Poskota/Muhammad Tegar Jihad)

“Ya lumayan sih, beneran. Omzet ini juga yang beli kalau ada langganan aja. Iya, langganan-langganan doang. Masih bertahan,” ucap dia.

Omzet penjualan tekstil di lapak Dharman bisa mencapai Rp10 juta. Pendapatannya berkurang derastis hingga separuh.

“Sebelum sepi nyampe kisaran 10 juta. Sekarang turun 50% ada. Soalnya kita juga harus ke tempat juga, ngantar ke pembeli. Kalau nggak gitu ya ketinggalan juga,” ujarnya.

Baca Juga: Sampah Menumpuk di Pasar Panorama Lembang, DLH KBB Dinilai Inkonsisten

Untuk menjaga relasi dengan pelanggan, ia harus turun langsung mengantar kain ke tempat pembeli. Menurutnya, itu adalah cara agar tetap bertahan di tengah kompetisi dan perubahan kebiasaan belanja.

“Textile ya kalau di sini ya masih ada pembeli. Satu atau dua. Ya kita juga harus ke tempat juga nganter. Mau nggak mau kan kita juga harus ngikutin juga si pelanggan,” katanya.

Dharman hanya melayani dua hingga tiga pelanggan. Sebelumnya, sepuluh pelanggan bisa berbelanja di lapaknya per hari.

“Sehari sebelum sepi ada 10 pelanggan, sekarang 2 atau 3. Masih ada pelanggan,” ujar dia.

Baca Juga: Bangunan Baru Pasar Anyar Tangerang Capai 95 Persen, Suasana Dagang Mulai Hidup

Ia menjual kain dengan harga bervariasi, tergantung jenis dan kualitas bahannya.

“Harga bervariasi. Paling mahal yang 400-an, paling murah ada 50 (ribu), ada 30 (ribu), tergantung dari bahannya juga,” katanya.

Saripah, 35 tahun, pengunjung turut merasakan sepi. Menurutnya, minim pengunjung tidak lepas dari fitur berbelanja online yang sudah disediakan beberapa aplikator.


Berita Terkait


News Update