POSKOTA.CO.ID - Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut hubungan Partai Gerindra dan PDI Perjuangan layaknya adik dan kakak, direspons beragam dari berbagai kalangan.
Ada yang menyebut bahwa pernyataan tersebut pertanda akan masuknya kader PDIP dalam kabinet Merah Putih. Ada pula yang mengatakan bahwa secara politis, PDIP sudah mendukung pemerintahan Prabowo, meski belum bergabung dalam koalisi kabinet.
Bagi Ketua MPR yang juga Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, pernyataan tersebut mencerminkan kedekatan historis dan emosional antara Gerindra dan PDIP.
“Yang namanya kakak adik itu berarti ada pertalian darah, ada kesamaan gen ya,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Yang pasti lebih dari sekadar sahabat dan mitra alias teman,”tambah Yudi.
“Ya seperti kita bertiga ini, saya mas Bro, bang Yudi dan bung Heri, bukan sebatas teman biasa. tetapi sudah seperti saudara sendiri, sebut saja sudah kayak kakak dan adik,” jelas mas Bro.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Jungkir Balik demi Anak
“Ibaratnya kalau adik dicubit, sebagai kakak ikut merasakan sakit. Jika adik dihina dihina, sangk kakak tidak terima. Adik dibully, kakak akan turun tangan melindungi. Itulah lazimnya hubungan kakak dan adik,” jelas Heri.
“Sebagai adik tentunya akan berterima kasih atas kasih sayang dan perlindungan dari sang kakak. Adik akan senantiasa menghormati dan menghargai kakaknya yang lebih tua,” kata Yudi.
“Sebagai adik akan mematuhi nasihat dan wejangan dari kakaknya yang lebih berpengalaman. tentu sang kakak akan menasehati dan memberikan masukan demi kebaikan sang adik,” ujar mas Bro.
“Lantas dalam hubungan Gerindra dan PDIP, mana yang adik dan mana yang kakak?,”tanya Yudi.
“Dari sejarah kelahirannya, tentunya Gerindra sebagai adik, sedangkan PDIP sebagai kakak. Gerindra baru berusia 17 tahun, sementara PDIP jauh lebih tua, Bahkan, seperti dikatakan Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, jika ditarik ke belakang dengan PNI - nya, jauh lebih tua lagi,” jelas Heri.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Membangun dari Bawah
“Tapi ya itu tadi, meski kakak dan adik tidak harus satu rumah. Dalam dinamika politik, sering diibaratkan tidak harus dalam satu gerbong. Meski tidak dalam satu gerbong, tetapi dalam satu kereta yang sama dengan tujuan yang sama pula, “ urai mas Bro.
“Serius itu?,” tanya Yudi.
“Malah dua rius. Pertandanya sudah jelas terlihat dari pernyataan para petinggi kedua parpol. Terlebih lagi hubungan Pak Prabowo dan Bu Mega sangat dekat, punya hubungan historis bagaikan adik dan kakak,” jelas mas Bro. (Joko Lestari)