POSKOTA.CO.ID - Ada pesan moral, lebih baik mendengarkan, ketimbang banyak berbicara tanpa fakta.
Mendengarkan penuh perhatian sebagai bentuk kepedulian dengan sesama. Apakah anggota keluarga, teman atau sekadar kenalan baru seperjalanan, ketemu di kafe atau makan di warteg.
“Lagi pula tak ada ruginya mendengarkan orang lain berbicara. Malah dengan banyak mendengarkan, akan menambah pengetahuan, setidaknya informasi yang didapatkan,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Bagaimana menurut kalian, apakah pesan moral ini cukup mengena atau biasa - biasa saja,” tambah Heri. “Ayo, jangan diam saja,” lanjutnya.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Hari Gini Masih Ada Oplos-Oplos
“Loh katanya lebih baik mendengarkan, makanya kami memilih menjadi pendengar yang baik, meski apa yang dikatakan ngalor ngidul nggak karuan,” kata Yudi.
“Berarti kalian tidak sependapat dengan pesan moral tadi?,” tanya Heri.
“Ini bukan soal sependapat atau tidak sependapat, tetapi tidak menyela pembicaraan, selain sebuah etika, juga bentuk menghargai pendapat orang lain,” tambah mas Bro.
“Berilah kesempatan orang lain selesai menyampaikan pendapatnya, curhatnya, uneg- unegnya. Jadilah pendengar yang baik,” kata Yudi.
“Ngomong - ngomong soal mendengarkan, ada juga loh Hari Mendengarkan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 18 Juli,” ujar mas Bro.
“Ini sebagai ajakan agar kita lebih memahami dunia, lingkungan alam, masyarakat dan budayanya melalui praktik mendengarkan dan rekam data lapangan,” urai Yudi.